Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karakteristik Psikologi Siswa dan Pengembangan Metode Pengajaran

Karakteristik Psikologi Siswa dan Pengembangan Metode Pengajaran

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang melakukan kajian cara-cara manusia belajar dalam lingkungan pendidikan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran yang efektif, dan aspek-aspek psikologi sosial dalam proses pendidikan (Hanurawan, 2007). 
Cabang ilmu ini akan membantu menelaah lebih lanjut hubungan karakteristik psikologi siswa dengan pengembangan metode pengajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik kejiwaan dan perilaku siswa agar proses pembelajaran efektif dan efesien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Beberapa karakteristik psikologi siswa yang harus dipahami seorang guru antara lain sebagai berikut.

 A.  Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan belajar siswa sangat berpengaruh terhadap penyesuaian diri siswa di sekolah. Banyak orang berpendapat bahwa kesiapan belajar siswa ditentukan oleh usia anak, hal tersebut tidak dapat dibenarkan seutuhnya karena banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kesiapan belajar. Faktor-fator tersebut antara lain yaitu faktor kemampuan kognitif, kemampuan afektif, kemampuan keterampilan sosial, dan kemampuan psiko-motorik (Hanurawan, 2007).
Raforth (dalam Hanurawan, 2007) menguraikan kemampuan-kemampuan yang diperlukan siswa untuk siap bersekolah, yaitu:                                                                                          
·  kemampuan untuk bermain dengan anak lain,
· kemampuan untuk berkerjasama dalam pelaksanaan tugas dengan anak lain, 
· kemampuan untuk bekerja dengan alat-alat rumah tangga yang sederhana, misal: gunting,
·       kemampuan untuk menulis nama sendiri, 
·       kemampuan untuk memakai baju secara mandiri, 
·       kemampuan untuk menghitung bilangan sederhana, 
·       kemampuan untuk menyebut alfabet, 
·       kemampuan mendengar dan memperhatikan arahan lisan yang diberikan oleh orang lain,
·       kemampuan untuk mengikuti aturan-aturan sederhana di sekolah.
Faktor lingkungan keluarga juga sangat berperan dalam membentuk kesiapan anak untuk belajar, antara lain yaitu status sosial ekonomi keluarga, lingkungan keluarga yang kaya rangsangan belajar, dan struktur keluarga yang stabil (Hanurawan, 2007). 
B. Motivasi Belajar Siswa 
Motivasi adalah konstruk psikologi yang menjadi dorongan untuk terjadinya suatu perilaku atau tindakan (Hanurawan, 2007). Sprinthal (dalam Hanurawan, 2007) menyatakan bahwa dalam konteks pendidikan, motivasi merupakan dorongan yang menggerakkan aktivitas belajar dalam diri siswa. Motivasi dapat tercipta karena adanya interaksi antara kebutuhan-kebutuhan yang meminta untuk dipenuhi dalam diri seseorang (internal) dengan tujuan eksternal yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan.
Motivasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang dipuaskan melalui penguatan internal dalam diri seseorang (internal reinforcer) sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang dipuaskan melalui penguatan eksternal di luar diri seseorang (eksternal reinforcer) (Hanurawan, 2007).
Sehebat apapun anak, pasti akan memerlukan motivasi. Kebutuhan akan motivasi tersebut sangatlah kompleks. Maslow (dalam Hanurawan, 2007) menggambarkan piramida hirarki kebutuhan dan motivasi sebagai berikut: (a) kebutuhan fisiologis, (b) keamanan, (c) mencintai dan dicintai, (d) dihargai (pengakuan), (e) kognitif (pengetahuan) dan estetis, dan (f) aktualisasi potensi diri secara maksimal. 
Guru harus mampu mengembangkan motivasi siswa melalui kegiatan belajar dan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa.
C. Perkembangan Psikologi Siswa
 Perkembangan psikologi siswa harus mampu dipahami oleh guru dalam rangka mengembangkan metode pengajaran. Setiap masa perkembangan anak, berbeda pula metode yang digunakan. Pada tingkat perkembangan masa anak-anak, bermain merupakan titik tekan dari proses pembelajaran. Pada tingkat perkembangan remaja, dalam aktivitas pembelajaran guru harus mampu memahami karakteristik perkembangan transisional kognitif, afektif, psikomotorik, dan sosial.
D. Kecerdasan Siswa
Kecerdasan adalah kemampuan kognitif yang ada dalam diri seseorang untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi (Hanurawan, 2007).
Dalam perspektif kecerdasan majemuk dikenal 8 jenis kecerdasan dalam diri manusia, yaitu.
·       Kecerdasan Spasial-Visual adalah kecerdasan terkait dengan berpikir tentang dimensi keruangan dan gambar.
·       Kecerdasan Linguistik-Verbal adalah kecerdasan terkait dengan berpikir tentang kata-kata atau bahasa. 
·       Kecerdasan Interpersonal adalah kecerdasan yang berhubungan relasi (hubungan dengan orang lain).
·       Kecerdasan  Musikal-Ritmik adalah kecerdasan terkait dengan berpikir tentang ritme dan melodi.
·       Kecerdasan  Naturalis (Kealaman) adalah kecerdasan yang terkait tentang hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta.
·       Kecerdasan  Kinestetik Ketubuhan adalah kecerdasan yang terkait dengan fisik dan gerakan.
·       Kecerdasan Intrapersonal adalah  kecerdasan terkait dengan berpikir secara mendalam tentang segala sesuatu (reflektif) yang berhubungan dengan eksistensi diri sendiri.
·       Kecerdasan Logika Matematik adalah kecerdasan terkait dengan berpikir tentang proses penalaran (Hanurawan, 2007).
Tugas guru dalam hal ini yaitu berusaha semaksimal mungkin dalam mengembangkan kecerdasan yang dominan dalam diri anak, atau menyeimbangkan semua kecerdasan tersebut jika memungkinkan. Pengembangan kecerdasan majemuk dalam diri siswa harus disesuaikan dengan kondisi perkembangan fisik, psikologis, dan spiritual subjek didik (Hanurawan, 2007). 
E. Masalah-Masalah Khusus Siswa
 Masalah-masalah khusus siswa di antaranya adalah defisiensi keterampilan sosial, kecenderungan perilaku agresi, anak dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, dan anak dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata (Hanurawan, 2007). Tugas guru yaitu harus mampu menyikapi masalah-masalah khusus siswa tersebut dengan pendekatan yang sesuai.
Berikut ini dijelaskan pendekatan guru terhadap masalah-masalah khusus siswa (Hanurawan, 2007).
·       Siswa defisiensi keterampilan sosial: Dapat diinklusikan ke dalam kelas melalui metode belajar kerjasama (cooperatif learning).
·     Siswa kecenderungan perilaku agresi: Dapat dibantu mengatasi masalah mereka melalui metode belajar pengembangan pelatihan keterampilan sosial dan metode belajar katarsis-sublimasi.
·  Siswa dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata: Dapat dibantu oleh guru untuk memaksimalkan prestasi dengan intervensi dini melalui pengajaran remidial. 
· Siswa dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata: Dapat dibantu oleh guru untuk memaksimalkan prestasi dengan intervensi melalui pengajaran pengayaan atau pengajaran akselerasi.
SUMBER:
Hanurawan, F. 2007. Jurnal Karakteristik Psikologi Siswa dan Pengembangan Metode      Pengajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. 

1 komentar untuk "Karakteristik Psikologi Siswa dan Pengembangan Metode Pengajaran"

  1. halo kak, apa aku boleh minta link sumber terkait materi ini kak? karena aku sudah mencoba cari jurnal terkait tapi tidak menemukannya^^.

    BalasHapus