Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERAN PESANTREN DALAM MENDUKUNG KUALITAS PENDIDIKAN NASIONAL (KILAS BALIK HARI SANTRI 22 OKTOBER)


PERAN PESANTREN DALAM MENDUKUNG KUALITAS PENDIDIKAN NASIONAL
(KILAS BALIK HARI SANTRI 22 OKTOBER)

      Peran pesantren dalam memajukan pendidikan nasional telah terbukti Eksistensinya. Bahwa keistimewaan pondok pesantren harus dipahami dan dilihat dari berbagai aspek. Bukan hanya masalah pendidikan pondok pesantren memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam membentuk moral dan kepribadian baik para santrinya. Pondok pesantren semacam ujung tombak penyeimbang pendidikan formal yang sudah ada selama ini.
        Pada tahun 70-an sebagian kalangan menginginkan pesantren memberikan poelajaran umum bagi para santrinya. Lembaga pendidikan yang khas dan sangat unik dan harus mempertahankan ketradisionalanya. Tepat pada tanggal 15 Oktober 2015, presiden Joko Widodo resmi menandatangani keputusan presiden Nomor 22 tahun 2015 tentang penetapan hari santri nasional. Hal ini sekaligus menjadi tanda bahwa kalangan santri memang memiliki andil yang sangat besar dalam kemajuan dan membangun bangsa. Kalangan santri menjadi teladan bagi terciptanya persatuan dan kedamaian yang yang terus dibangun selama ini.
            Mengapa tangal 22 Oktober? tanggal ini adalah tanggal yang sangat bersejarah, khusunya di kalangan santri, atau umumnya di kalangan NU. Pada tanggal 22 Oktober Hadratus Syeh Hasyim Asya’ri pendiri NU memaklumatkan fatwa yang tersohor yang dikenal dengan resolusi jihad. Sehingga menginspirasi perlawanan yang dipelopori oleh lascar kiyai dan santri melawan pasukan sekutu (NICA). Pada tanggal 10 november 1945, inti resolusi jihad ini  untuk membela tanah air dari penjajah dan hukumnya fardu ain untuk setiap individu.
Menurut salah satu sejarawan NU KH. Agus Sunyoto, santri itu representasi bangsa pribumi dari kalangan pesantren yang sangat bersahaja membawa bangsa ini menegakan kemerdekaan melalui resolusi jihad 22 Oktober. Resolusi jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asyari pada tanggal 22 oktober 1945 tentu saja menjadi momentum paling penting sejarah para santri dalam memerangi penjajah yang merintangi kemerdekaan republik Indonesia. Setelah jepang kalah perang dengan tentara sekutu  (NICA) berusaha menjajah Indonesia dalam agresi militer kedua. Tentara NICA kocar kacir, mereka kaget akan heroiknya oerlawanan manusia pribumi dari kalangan kiyai dan santri.
            Dengan adanya penetapan hari santri nasional, sebagaian ormas ada yang kurang setuju dengan hari santri nasional tersebut. Alasannya karena di khawatirkan akan mengukuhkan katogorisasi dikalangan umat islam PBNU dan beberapa ormas islam lainya. Namun, pada akhirnya mereka pun menyetujui setiap kegiatan didalamnya.
Adakah sudah sudah pamam dengan makna santri? sebenarnya kata “santri” terdiri atas 4 huruf (sin, nun, ta’, ro’) yang mengfandung makna sebagai berikut.
1.Sin: berarti (satrul auroh) penutup aurat.                              
Artinya menutup aurat secara tampak mata/tidak tampak. Santri adalah sosok yang mempunyai rasa malu jika melakukan perbuatan keji, mungkar, dan bentuk kriminal yang keluar dari bentuk rel agama. Seorang santri pada intrinya adalah selalu bertakwa dan berbuat kebaikan baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat.
            2. Nun: berarti (naibul ulama)
Wakil dari ulama, dalam koridor ajaran islam dikatakan dalam sebuah hadis bahwa “al ulama warosatul ambiya”. Ulama adalah  pewaris nabi sebagai sebagai pengayom umat dalam segala dimensi, tanggap akan problematika kemasyarakatan dan cerdas dalam mencari solusinya. Santri harus mampu memberikan bantuan solusi apabila menghadapi berbagai permasalahan yang terdapat dalam masyarakat.
            3.Ta’: berarti (tarqu al amashi)
Meninggalkan kemaksiatan, dengan bekal ilmu agama yang dimiliki, sanrti harus patuh pada prinsip yang diamanahkan padanya. Konsisten mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari hari. Menjauhi perbuatan yang dilarang oleh agama dan selalu berusaha memberikan nasihat jika memang apa yang perlu dibenarkan.
            4. Ro’ berarti (roisul umah)
Pemimpin umat, santri dituntut untuk memberikan manfaat kepada orang lain dalam ibadah sosial. Selanjutnya, sebagai “ imroatul ardhi” yaitu membangun bumi, dalam arti mengelola sumber daya alam. Santri harus menjadi pelopor gerakan hijau dan menggunakan fiqih lingkungan yang telah dipelajari. 
            Oleh karena itu hari santri nasional sangat berpengaruh bagi kalangan santri. Mereka (para santri) sangat antusias dengan datangnya hari santri nasional. Meraka menyambutnya dengan berbagai macam kegiatan ala dan khas santri di pesantren. Hari santri nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober membuktikan bahwa santri mampu dan bisa menjunjung tinggi Negara republik Indonesia. Semboyan santri adalah   “DARI SANTRI UNTUK NEGRI.” Dengan diadakannya Hari santri nasional yang baru berjalan selama kurang lebih tiga tahun mampu membuktikan bahwa santri mampu membawa literasi budaya sanrti lebih baik. Tekad santri dalam menegakan ajaran islam sangat kuat . mereka (para santri), mampu bersaing dan mengabdi di negara tercinta .


Posting Komentar untuk "PERAN PESANTREN DALAM MENDUKUNG KUALITAS PENDIDIKAN NASIONAL (KILAS BALIK HARI SANTRI 22 OKTOBER)"