KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SD
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SD
Pembelajaran tematik
merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai
topik yang akan dibahas serta untuk mengikat beberapa mata pelajaran sehingga
proses pembelajaran dapat bermakna bagi siswa (Majid, 2014). Fogarty (1991)
menyatakan bahwa model tematik (webbed) sering dicapai melalui
penggunaan tema yang cukup umum dan kaya. Tema tersebut sangat konseptual
sehingga banyak kemungkinan berbagai disiplin ilmu, mata pelajaran, dan
keragaman dapat melekat dalam satu tema tersebut.
Pembelajaran tematik
merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu di mana pembelajaran
dilaksanakan dengan melibatkan beberapa mata pelajaran yang terkait dalam satu
tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa (Rusman, 2012).
Kata kunci pada pembelajaran ini adalah adanya suatu tema. Tema merupakan alat
atau wadah untuk menyampaikan berbagai konsep kepada siswa secara utuh (Majid,
2014). Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang akan menjadi bahan
pembicaraan dalam suatu pembelajaran tematik (Sunaryo, Tanpa Tahun:
http://staff.uny.ac.id).
Menurut Majid (2014),
pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi dengan mengaitkannya pada tema-tema yang
mencerminkan keadaan nyata di sekitar siswa dalam rentang kemampuan berpikir
dan perkembangannya. Melalui pembelajaran tematik, diaharapkan siswa mampu
megembangkan pengetahuan dan keterampilannya secara simultan. Berdasarkan
berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
adalah suatu pembelajaran yang berlandaskan pada tema sebagai
pengait antar mata pelajaran sehingga siswa dapat belajar secara menyeluruh,
bermakna, dan juga tema dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa
(kontekstual).
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2012:
258), pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) berpusat pada siswa (student centered),
2) memberikan pengalaman langsung,
3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,
4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran,
5) bersifat fleksibel,
6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Adapun karakteristik
pembelajaran tematik menurut Tim Pengembang PGSD (dalam Majid, 2014: 90)
adalah:
1) holistik, yaitu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus,
2) bermakna, yaitu jalinan schemata yang dibentuk siswa akan
memberikan dampak kebermaknaan pada materi,
3) autentik, yaitu siswa dapat memahami secara langsung konsep dan
prinsip yang ingin dipelajari,
4) aktif, yaitu pembelajaran tematik melibatkan siswa secara aktif
dan proses pembelajaran, mulai dari proses sampai evaluasi.
3. Prinsip Pembelajaran Tematik
Menurut Sungkono (Tanpa
Tahun: http://staff.uny.ac.id), prinsip dasar dalam pembelajaran tematik ada
tiga yaitu:
1) bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan
lingkungan,
2) bentuk belajarnya harus dirancang supaya siswa
belajar secara aktif dan bersungguh-sungguh,
3) efisiensi waktu, beban materi, metode, dan
penggunaan sumber belajar.
Adapun prinsip pembelajaran
tematik menurut Majid (2014) adalah:
1) pembelajaran tematik memiliki tema yang aktual
dan dekat dengan dunia siswa,
2) pembelajaran tematik memilih materi beberapa
mata pelajaran yang saling terkait,
3) pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan
dengan kurikulum yang berlaku,
4) pemaduan beberapa mata pelajaran dalam suatu
tema harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa,
5) materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu
dipaksakan.
4. Integrated Curriculum
Berdasarkan desain
kurikum 2013, kurikulum terintegrasi/terpadu (integrated curriculum)
diterapkan di Sekolah Dasar (SD) (Effendi, 2013). Nasution (dalam Effendi,
2013) menyatakan bahwa integrasi berasal dari kata integer yaitu unit yang
kemudian dapat dimaknai sebagai perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan
keseluruhan. Dari pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa dalam integrated
curriculum batas-batas antara berbagai mata pelajaran ditiadakan
sehingga bahan pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau keseluruhan. Menurut
Frazee dan Rudnitski (dalam Majid, 2014: 52), kurikulum terpadu merupakan
integrasi sejumlah disiplin/mata pelajaran melalui keterkaitan di antara
tujuan, keterampilan dan sikap. Jacob (dalam Majid, 2014: 53) menjelaskan bahwa
berkembangnya
kebutuhan akan kurikulum terpadu disebabkan oleh hal-hal berikut
ini:
a. perkembangan pengetahuan,
b. fragmentasi jadwal pembelajaran,
c. relevansi kurikulum,
d. respon masyarakat terhadap fragmentasi
pembelajaran.
Drake (dalam Majid,
2014: 58) mengklasifikasikan kurikulum terpadu menjadi empat yaitu
pendekatan intradisipliner, multidisipliner, interdisipliner, dan
transdisipliner. Adapun pengertian masing-masing adalah sebagai berikut.
a) Intradisipliner, yaitu keterpaduan beberapa
subdisiplin dari suatu bidang studi.
b) Multidisipliner, yaitu keterpaduan yang biasanya
bertolak dari suatu tema dengan menyertakan berbagai bidang studi, namun tidak
ada upaya untuk menghubungkan antarbidang studi.
c) Interdisipliner, yaitu keterpaduan yang secara
sadar menghubungkan tujuan, isi, dan kegiatan belajar dari berbagai bidang
studi yang berbeda untuk menggali sebuah tema.
d) Transdisipliner, yaitu keterpaduan dikelola atas
dasar perhatian dan pertanyaaan siswa. Pengembangan life skill, konsep dan tema
dalam konteks kehidupan nyata.
5. Hakikat Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik dan
desain integrated curriculum menjadi dasar bagi pengembangan
kurikulum 2013 di tingkat SD, oleh sebab itu digunakan istilah tematik
integratif/tematik terpadu. Penggunaan istilah tematik integratif merupakan
strategi untuk menjabarkan bahwa pendekatan yang digunakan untuk
mengintegrasikan kompetensi dasar
dari berbagai matapelajaran yaitu intra-disipliner,
inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner.
a. Integrasi intra-disipliner dilakukan dengan cara
mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap matapelajaran.
b. Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan
menggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa matapelajaran agar terkait
satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat,
menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
c. Integrasi multi-disipliner dilakukan
tanpa menggabungkan kompetensi dasar tiap matapelajaran sehingga
tiap matapelajaran masih memiliki kompetensi dasarnya sendiri.
d. Integrasi trans-disipliner dilakukan dengan
mengaitkan berbagai matapelajaran yang ada dengan
permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi
kontekstual (Kemendikbud, 2013).
Peran tema disini adalah
sebagai pembentuk makna berbagai konsep dasar yang ada sehingga terbentuklah
pembelajaran yang utuh dan bermakna bagi siswa. Tematik terpadu dikembangkan
melalui proses pendekatan integrasi kompetensi dasar yang kompleks
seperti dijelaskan di
atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik
yang ada (Kemendikbud, 2013).
Dalam pembelajaran
tematik integratif, tema memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Tema merupakan keseluruhan yang utuh (unit)
karena pelajaran sudah terintegrasi dalam bentuk tema-tema sehingga tidak
muncul mata pelajaran-mata pelajaran.
b. Tema menerobos batas-batas mata pelajaran, tidak
terbatas pada satu atau beberapa mata pelajaran karena dalam kehidupan
sehari-hari tak terdapat batas-batas mata pelajaran.
c. Tema ditentukan atas dasar kebutuhan anak baik
bersifat pribadi maupun sosial. Kebutuhan pribadi berkaitan dengan jasmani dan
rohani, sedangkan kebutuhan sosial berkaitan dengan tuntutan masyarakat dan
kebudayaan setempat.
d. Tema memerlukan waktu yang panjang maka untuk
suatu tema diperlukan beberapa jam pelajaran guna eksplor tema yang sedang
dikaji.
e. Tema bersifat life centered yaitu
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan pengalaman anak, permasalahan
yang diajukan sesuai dengan perkembangan anak.
f. Tema memberikan kesempatan kepada anak untuk
berbuat, membentuk dan bergerak, menyatakan perasaan dan pikirannya dengan
bebas sehingga anak dapat belajar penuh semangat dan kegembiraan.
g. Tema sengaja memajukan perkembangan sosial anak
melalui berbagai kegiatan kerjasama seperti diskusi kelompok, kerja kelompok,
dan sebagainya (Effendi, 2013).
Beberapa prinsip dalam
pembelajaran tematik integratif sebagai berikut.
a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu
tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih
materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait.
c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh
bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlakudan harus mendukung tujuan
pembelajaran.
d. Materi pelajaran yang dapat dipadukan dalam satu
tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal (Majid, 2014: 89).
e. Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu
dipaksakan, artinya materi yang tidak dapat dipadukan maka tidak usah
dipadukan, namun dapat diajarkan tersendiri.
Posting Komentar untuk "KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SD"