Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TEORI DAN PRAKTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah bagian dari penelitian tindakan (action research). 

Penelitian Tindakan Kelas adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas tertentu.
Ciri-Ciri Utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 
1.      Masalahnya berasal dari latar/kelas tempat penelitian dilakukan.
2.      Proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus.
3.      Tujuannya untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas, atau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
4.      PTK dilaksanakan oleh guru sendiri.
5.      Adanya refleksi diri.
Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.      Mengidentifikasi permasalahan dalam PTK.
2.      Menganalisis permasalahan dan merumuskan masalah untuk untuk keperluan PTK.
3.      Merencanakan tindakan perbaikan berdasarkan contoh rumusan masalah yang diajukan.
4.      Memahami tahap pelaksanaan tindakan dan cara Observasi-Interpretasi yang dilakukan sementara PTK berlangsung.
5.      Memahami cara menganalisis data hasil obervasi serta melakukan refleksi berkenaan dengan tindakan perbaikan yang dilaksanakan.
6.      Memahami cara merencanakan tindak lanjut dalam siklus PTK.
Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Siklus dalam penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh peneliti secara runtut. Secara umum siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas:
1) Planning (perencanaan)
2) Acting (tindakan)
3) Observing (pengobservasian)
4) Reflecting (perefleksian)
Hasil refleksi kemudian digunakan memperbaiki perencanaan berikutnya.
Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Model siklus PTK sangatlah bervariasi, dan sama dengan model siklus jenis action research yang lain. Para ahli mengembangkan model siklus dalam beberapa model.
1.      Model Kurt Lewin
Model Penelitian Tindakan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin terdiri atas: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). 
2.      Model Kemmis & Taggart

3.      Model John Eliot

4.      Model Mc Kernan
Mc Kernan (dalam Akbar, 2009:32) menyatakan bahwa ada 7 langkah yang harus dicermati yaitu: 1) analisis situasi atau kenal medan; 2) perumusan dan klarifikasi permasalahan; 3) hipotesis tindakan; 4) perencanaan tindakan; 5) implementasi tindakan dengan monitoringnya; 6) evaluasi hasil tindakan; 7) refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.

5.      Model Ebbut
Model siklus yang dikembangkan Ebbut dibagi menjadi tiga daur dalam penelitian tindakan kelas. Pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan pertama, kemudian monitoring pengaruh tindakan terhadap subyek, dicatat akibat keberhasilan maupun kegagalannya, kemudian revisi rencana umum tahap kedua. Kedua, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan, didokumentasikan secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk tahap ketiga. Ketiga, tindakan dilakukan seperti tahap sebelumnya, dilakukan, didokumentasikan efek tindakannya, kembali ketujuan umum penelitian apakah masalah yang dirumuskan sudah terpecahkan. 
6.      Model Stringer
Model Stringer mencakup tiga kegiatan yaitu: 1) melihat masalah; 2) berpikir memecahkan masalah dan 4) bertindak mengatasi masalah.

Praktik PTK dalam Dunia Pendidikan
PTK berisi upaya peneliti dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang harus dilakukan secara kolaboratif.  Peneliti mengawali penelitian dengan upaya mengungkap penyebab dari permasalahan yang dialami. Contoh: kesulitan siswa mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, kekurang aktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kesalahan konsep (miskonsepsi) yang dialami siswa. Pengungkapan masalah selanjutnya diikuti dengan upaya pemecahan masalah berupa tindakan untuk mengatasi masalah, meningkatkan kinerja guru, serta kualitas proses dan hasil belajar siswa. 
Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Skripsi yang ditulis berdasarkan PTK menjelaskan bagaimana upaya mengatasi permasalahan yang terjadi di suatu kelas. Skripsi PTK cukup mengupayakan satu bentuk tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah. Skripsi PTK masing-masing siklusnya minimal dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Model-model pembelajaran yang sering digunakan sebagai tindakan  dalam PTK yaitu model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual (CTL), model pembelajaran tematik terpadu dan lain-lain. Dalam melakukan PTK, peneliti harus mampu memilih tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah di kelas.
Sistematika Penulisan Skripsi PTK
Bagian Awal, memuat: halaman sampul, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar (tabel, gambar, dan lampiran)
Bagian Inti, memuat: Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Paparan Data dan Temuan Penelitian, Bab V Pembahasan, Bab VI Penutup
Bagian Akhir, memuat: Daftar rujukan, Lampiran-lampiran, Riwayat hidup.
Judul dalam PTK memuat what, who, dan how. Menarik, ringkas (15-20 kata) dan jelas. Tertuju pada peningkatan kualitas proses dan bukan ke hasil saja. Latar belakang memuat uraian tentang permasalahan. Uraian mengenai masalah menunjukkan antara idealisme teori dan fakta empiris yang dirasakan dalam proses pembelajaran. Uraian kesenjangan hendaknya didasarkan pada observasi awal dan refleksi awal yang disebutkan dengan jelas waktu dan tempatnya. Uraian juga harus dilengkapi dengan data pendukung yang makin memperjelas kesenjangan tersebut. Contoh: data pendukung berupa nilai rerata kelas pada materi sebelumnya. Pilihan cara pemecahan masalah perlu dideskripsikan dengan jelas disertai argumentasi mengapa cara pemecahan tersebut dipilih. Hasil kajian teoritis dan empiris dikemukakan sebagai pemilihan tindakan. Argumentasi untuk mendukung pemilihan tindakan disampaikan dengan kritis, logis, dan analitis sejalan dengan teori-teori yang relevan dan  hasil penelitian terdahulu yang relevan atas keefektifan pemilihan tindakan. Hasil kajian pustaka digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan antara masalah, teori, hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan pilihan tindakan.
Masalah-masalah dirumuskan secara jelas, spesifik dan operasional dikaitkan dengan pemilihan tindakan yang tepat dan hasil yang ingin dicapai. Orisinalitas tindakan: model tindakan yang dipilih merupakan suatu hal yg baru, belum pernah dilakukan guru sebelumnya, setidaknya dalam konteks permasalahan yang diteliti. Formulasi: masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Teknis: kelayakan masalah dan kemampuan peneliti melakukan penelitian dan memecahkan masalah. Peneliti hendaknya memilih permasalahan yang bermakna, memiliki nilai praktis bagi guru dan pengembangan keprofesionalannya. Uraian tentang manfaat penelitian bagi siswa, guru, dan sekolah. Uraian manfaat berisi kelayakan masalah yang diteliti terkait dengan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan tindakan yg dipilih.
Ruang lingkup penelitian memaparkan keluasan cakupan penelitian yang dapat dibatasi dgn pembatasan pd kelas atau sekolah tertentu. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal atau variabel yang sebenarnya dapat dicakup dalam penelitian namun karena kesulitan metode atau prosedural tertentu tidak dpt dicakup dlm penelitian (bukan keterbatasan waktu dan alat). Definisi operasional mendeskripsikan makna praktis variabel-variabel utama yang dicakup dalam penelitian. Definisi operasional ditekankan pada hal yang didefinsikan yang dapat diamati. Definisi operasional memuat uraian masing-masing hal yang hendak ditingkatkan dan cara mengukurnya.

Posting Komentar untuk "TEORI DAN PRAKTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS"