Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keterampilan Proses Sains (Science Process Skills)

Keterampilan Proses Sains (Science Process Skills)


Keterampilan proses sains pada dasarnya terjadi secara alami pada diri manusia dengan spontan dalam pikiran. Manusia menggunakan keterampilan proses sains untuk mencari tahu jawaban terhadap semua pertanyaan tentang bagaimana dunia bekerja. Keterampilan proses sains tidak hanya berguna dalam sains, tetapi juga dalam situasi yang membutuhkan pemikiran kritis (Vitti & Torres, 2006: 3).

 Keterampilan proses sains memiliki pengaruh yang sangat besar pada siswa dalam belajar dan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan secara optimal dalam karir akademik dan kehidupan (Rao & Kumari, 2008). Keterampilan proses sains memungkinkan siswa untuk memproses informasi baru melalui pengalaman-pengalaman nyata. Keterampilan ini sangat tepat dalam mengembangkan pengalaman dan intelektual. Siswa disiapkan untuk mengembangkan kemampuan dengan mendorong mereka untuk bekerja dengan keterampilan proses sains yang berlanjut (Charlesworth & Lind, 2012: 68).

Dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered), keterampilan proses sains akan terintegrasi melalui tindakan-tindakan mereka. Guru tidak perlu menjelaskan kepada siswa setiap proses yang mereka alami karena siswa akan mencari tahu melalui proses penyelidikan yang memadukan beberapa keterampilan proses sains (Yager, 1996: 61). Untuk mengasah keterampilan proses sains pada diri siswa, yang perlu dilakukan guru pada setiap pembelajaran adalah memulai pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab melalui eksplorasi dan penyelidikan. Selain itu mendorong siswa untuk bertanya juga sangat penting (Liston, 2013: 2). 

Keterampilan proses sains mendorong siswa melakukan tindakan yang dapat melengkapi konsep pengetahuan. Keterampilan proses sains mendeskripsikan hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa dalam ilmu pengetahuan, bukan hanya pengalaman yang didengar tentang orang lain melakukan sains (Settlage & Southerland, 2012: 79).

Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah keterampilan berpikir yang dimiliki oleh para ilmuwan dalam membangun pengetahuan untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil. Metode ilmiah, berpikir ilmiah, dan berpikir kritis adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan keterampilan ini (Ozgelen, 2012: 283). Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang digunakan sebagai wahana untuk menemukan atau mengembangkan konsep atau teori ilmu pengetahuan (Trianto, 2008: 72). 

Menurut Pujiastuti et al. (2013: 7), “keterampilan proses sains merupakan bagian dari domain kognitif dalam pembelajaran IPA”. Dalam hal ini, keterampilan proses sains merupakan unsur domain kognitif yang dapat mengasah keterampilan berpikir. Selain itu, keterampilan proses sains juga dapat digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum dari berbagai bidang studi.
Menurut Lancour (Tanpa Tahun:http://scioly.org/wiki/images/d/d6/Pslsl_training_

hammond04.pdf), keterampilan proses sains dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari observasi, pengukuran, inferensi, klasifikasi, prediksi, dan komunikasi, sedangkan keterampilan proses sains terintegrasi terdiri dari merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel operasional, menggambarkan hubungan antar variabel, merancang penyelidikan, percobaan (eksperimen), mengumpulkan data, pengorganisasian data dalam tabel dan grafik. Charlesworth & Lind (2012: 68) mengelompokkan keterampilan proses sains sebagai berikut.

Keterampilan proses dasar (basic process skills), terdiri dari:
a.         mengamati (observing),
b.        membandingkan(comparing),
c.         mengklasifikasikan (classifying),
d.        mengukur (measuring),
e.         berkomunikasi (communicating).
Keterampilan proses menengah (intermediate process skills), terdiri dari:
a.         membuat kesimpulan,
b.        memprediksi,
Keterampilan proses lanjut (advanced process skills), terdiri dari:
a.         merumuskan hipotesis,
b.        mendifisikan dan mengontrol variabel-variabel.

Di antara keterampilan proses sains yang dijelaskan di atas, maka keterampilan proses sains yang akan diamati dan diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains dasar. Keterampilan proses sains dasar merupakan keterampilan proses yang alamiah dilakukan siswa ketika melakukan sains sebagai wujud keaktifan siswa. Adapun secara rinci keterampilan proses sains dasar dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.       mengamati (observing) yaitu menggunakan indra untuk mengumpulkan informasi tentang objek atau peristiwa,
b.      membandingkan (comparing) yaitu melihat persamaan dan perbedaan dalam benda nyata serta pada kelas tinggi siswa mulai membandingkan ide, konsep dan objek,
c.       mengklasifikasikan (classifying) yaitu mengelompokkan dan memilih menurut sifat-sifat seperti ukuran, bentuk, warna, penggunaan, dan sebagainya,
d.      mengukur (measuring) yaitu gambaran secara kuantitatif yang dibuat oleh pengamat baik secara langsung melalui pengamatan atau tidak langsung dengan satuan ukuran,
e.       berkomunikasi (communicating) yaitu mengkomunikasikan ide, petunjuk dan penjelasan secara lisan atau tertulis dalam bentuk gambar, peta, grafik, atau jurnal sehingga orang lain dapat memahami apa yang dimaksud (Charlesworth & Lind, 2012: 68).


 Daftar Rujukan
Charlesworth, R & Lind, K. 2012. Math and Science for Young Children. Belmont, California: Wadsworth, Cengage Learning

Lancour, K. L. Tanpa Tahun. Process Skills for Life Science (04) Training Guide. (Online), (http://scioly.org/wiki/images/d/d6/Pslsl_training_hammond04.pdf), diakses 14 November 2016

Liston, M. 2013. Scientific Process Skills in Primary Science. (Online), (http://www.nce-mstl.ie/_fileupload/Scientific%20process%20skills%20Maeve%20Liston%20-%20RRG%20%2310.pdf), diakses 14 November 2016

Ozgelen, S. 2012. Students Science Process Skills within a Cognitive Domain Framework. (Online), (http://www.ejmste.com/v8n4/eurasia_v8n4_ozgelen.pdf), diakses 14 November 2016

Pujiastuti, P, Nugroho, I. A, dan Tiarani, V. A. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Integratif (Science Process Skill, Cmap Tools, dan Cue Framework) guna Membekali Mahasiswa Kemampuan Merencanakan Pembelajaran Tematik bagi Mahasiswa PGSD. (Online), (http://www.uny.ac.id), diakses 14 November 2016

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) (T.T Tutik, Ed.). Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Rao, D. B & Kumari, U. N. 2008. Science Process Skills of School Students. New Delhi: Discovery Publishing House

Settlage, J & Southerland, S. A. 2012. Teaching Science to Every Child. New York: Taylor & Francis

Vitti, D & Torres, A. 2006. Practicing Science Process Skills at Home. (Online), (http://www.nsta.org/elementaryschool/connections/200712TorresHandoutParentNSTAConn.pdf), diakses 14 November 2016

Yager, R.E. 1996. Science/Teaching/Society: As Reform in Science Education. New York: State University of New York Press, Albany

Posting Komentar untuk "Keterampilan Proses Sains (Science Process Skills)"