Validitas Instrumen Evaluasi
Cara Validitas Instrumen Evaluasi
Sebuah instrumen evaluasi sangat penting memiliki karakteristik valid. Sebuah instrumen evaluasi menurut Johnson & Johnson (dalam Sukardi, 2011:31) yaitu “apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Menurut Sugiyono (2010), suatu instrumen dikatakan valid berarti instrumen itu mampu dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen berupa tes dapat dianggap valid ketika dapat mengukur dengan spesifik apa yang telah dipelajari sebagaimana ditentukan oleh tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau topik (Kemp, et al. 1994). Menguji validitas sebuah instrumen tes dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran atau kesesuaian dari kesimpulan yang dibuat berdasarkan tes skor atau nilai (Bloom, et al. 1981).
Validitas suatu instrumen evaluasi sangat penting sebagai derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen evaluasi memiliki beberapa makna penting di antaranya yaitu.
a) Validitas berhubungan dengan interpretasi instrumen evaluasi untuk kelompok atau individu dan bukan berhubungan dengan instrumen itu sendiri.
b) Validitas menunjukkan derajat kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah, dan tinggi.
c) Prinsip suatu tes yang valid tidak universal, maka perlu adanya perhatian dari para peneliti bahwa instrumen hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja (Sukardi, 2011).
Macam-Macam Validitas
Untuk menguji validitas suatu instrumen evaluasi dapat dibedakan ke dalam beberapa macam berdasarkan kesimpulan yang hendak dicapai.
a) Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi merupakan derajat yang menyatakan bahwa sebuah tes evaluasi dapat mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk memperoleh validitas isi memerlukan 2 aspek penting yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Validitas isi mempunyai peran penting untuk tes pencapaian hasil belajar siswa (Sukardi, 2011). Suatu tes hasil belajar dikatakan memenuhi validitas isi apabila tes tersebut betul-betul merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
b) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas kontruk adalah ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Untuk mengetahui suatu tes memiliki validitas kontruk, maka susunan tes tersebut harus dibandingkan dengan syarat-syarat penyusunan tes yang baik (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
c) Validitas Konkuren (Concurent Validity)
Validitas konkuren adalah “derajat di mana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat”. Validitas konkuren ditentukan dengan membangun analisis hubungan atau perbedaan (Sukardi, 2011: 34). Validitas konkuren atau bandingan diartikan sebagai ketepatan suatu tes dilihat dari hubungannya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat ini secara riil (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
d) Validitas Prediksi (Predictive Validity)
Validitas prediksi merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang seberapa jauh siswa akan melakukan tugas-tugas yang direncanakan (Sukardi, 2011). Validitas prediksi atau ramalan dapat diartikan sebagai ketepatan dari suatu instrumen dilihat dari kemampuan instrumen tersebut untuk meramalkan prestasi yang akan dicapai (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi validitas hasil tes evaluasi, di antaranya.
1) Faktor yang berasal dari dalam tes, yaitu: arahan tes yang disusun dengan makna yang tidak jelas; kata-kata yang digunakan pada instrumen evaluasi terlalu sulit dipahami; item tes dikontruksi dengan jelek; tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi yang diterima siswa; waktu yang dialokasi tidak tepat; dan sebagainya.
2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor, yaitu: ada kecurangan dalam tes; petunjuk dari pengawas tidak dapat dilakukan pada semua siswa; teknik pemberian skor tidak konsisten; siswa tidak mengikuti arahan/petunjuk; dan sebagainya.
3) Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa, yaitu: siswa gagal menjawab tes karena tegang terhadap guru yang jahat; ruangan terlalu ramai dan gaduh sehingga siswa tidak konsentrasi; dan sebagainya (Sukardi, 2011: 38-39).
DAFTAR RUJUKAN
Bloom, B. S, Madaus, G. F & Hastings, J. T. 1981. Evaluation to Improve Learning. United States of America: McGraw-Hill, Inc.
Kemp, J. E, Morrison, G. R & Ross, S. M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.
Nurkancana, W dan Sunartana, P. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sebuah instrumen evaluasi sangat penting memiliki karakteristik valid. Sebuah instrumen evaluasi menurut Johnson & Johnson (dalam Sukardi, 2011:31) yaitu “apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Menurut Sugiyono (2010), suatu instrumen dikatakan valid berarti instrumen itu mampu dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen berupa tes dapat dianggap valid ketika dapat mengukur dengan spesifik apa yang telah dipelajari sebagaimana ditentukan oleh tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau topik (Kemp, et al. 1994). Menguji validitas sebuah instrumen tes dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran atau kesesuaian dari kesimpulan yang dibuat berdasarkan tes skor atau nilai (Bloom, et al. 1981).
Validitas suatu instrumen evaluasi sangat penting sebagai derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen evaluasi memiliki beberapa makna penting di antaranya yaitu.
a) Validitas berhubungan dengan interpretasi instrumen evaluasi untuk kelompok atau individu dan bukan berhubungan dengan instrumen itu sendiri.
b) Validitas menunjukkan derajat kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah, dan tinggi.
c) Prinsip suatu tes yang valid tidak universal, maka perlu adanya perhatian dari para peneliti bahwa instrumen hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja (Sukardi, 2011).
Macam-Macam Validitas
Untuk menguji validitas suatu instrumen evaluasi dapat dibedakan ke dalam beberapa macam berdasarkan kesimpulan yang hendak dicapai.
a) Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi merupakan derajat yang menyatakan bahwa sebuah tes evaluasi dapat mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk memperoleh validitas isi memerlukan 2 aspek penting yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Validitas isi mempunyai peran penting untuk tes pencapaian hasil belajar siswa (Sukardi, 2011). Suatu tes hasil belajar dikatakan memenuhi validitas isi apabila tes tersebut betul-betul merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
b) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas kontruk adalah ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Untuk mengetahui suatu tes memiliki validitas kontruk, maka susunan tes tersebut harus dibandingkan dengan syarat-syarat penyusunan tes yang baik (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
c) Validitas Konkuren (Concurent Validity)
Validitas konkuren adalah “derajat di mana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat”. Validitas konkuren ditentukan dengan membangun analisis hubungan atau perbedaan (Sukardi, 2011: 34). Validitas konkuren atau bandingan diartikan sebagai ketepatan suatu tes dilihat dari hubungannya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat ini secara riil (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
d) Validitas Prediksi (Predictive Validity)
Validitas prediksi merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang seberapa jauh siswa akan melakukan tugas-tugas yang direncanakan (Sukardi, 2011). Validitas prediksi atau ramalan dapat diartikan sebagai ketepatan dari suatu instrumen dilihat dari kemampuan instrumen tersebut untuk meramalkan prestasi yang akan dicapai (Nurkancana dan Sunartana, 1990).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi validitas hasil tes evaluasi, di antaranya.
1) Faktor yang berasal dari dalam tes, yaitu: arahan tes yang disusun dengan makna yang tidak jelas; kata-kata yang digunakan pada instrumen evaluasi terlalu sulit dipahami; item tes dikontruksi dengan jelek; tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi yang diterima siswa; waktu yang dialokasi tidak tepat; dan sebagainya.
2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor, yaitu: ada kecurangan dalam tes; petunjuk dari pengawas tidak dapat dilakukan pada semua siswa; teknik pemberian skor tidak konsisten; siswa tidak mengikuti arahan/petunjuk; dan sebagainya.
3) Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa, yaitu: siswa gagal menjawab tes karena tegang terhadap guru yang jahat; ruangan terlalu ramai dan gaduh sehingga siswa tidak konsentrasi; dan sebagainya (Sukardi, 2011: 38-39).
DAFTAR RUJUKAN
Bloom, B. S, Madaus, G. F & Hastings, J. T. 1981. Evaluation to Improve Learning. United States of America: McGraw-Hill, Inc.
Kemp, J. E, Morrison, G. R & Ross, S. M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.
Nurkancana, W dan Sunartana, P. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Posting Komentar untuk "Validitas Instrumen Evaluasi "