Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ASESMEN PERKEMBANGAN SISWA SECARA UMUM DI SEKOLAH DASAR

A. Karakteristik dan Perkembangan Belajar Siswa di Sekolah Dasar 

Usia sekolah dasar merupakan usia emas bagi perkembangan anak. Pada usia ini, anak memiliki kematangan untuk belajar karena pada masa ini anak telah siap menerima kecakapan-kecakapan baru yang diberikan di sekolah. Pada usia pra sekolah (TK maupu PAUD), anak hanya difokuskan pada dunia bermain, sedangkan pada usia SD aspek kecakapan, kecerdasan serta sikap mulai diajarkan. Di Sekolah Dasar ini disebut juga sebagai masa keserasian bagi anak, yaitu anak mulai beradaptasi dari dunia bermain ke dunia sekolah. Masa keserasian ini dibedakan menjadi dua fase, yaitu: 

1) masa kelas-kelas rendah, yaitu usia 6 sampai 8 tahun, di mana anak berada di kelas 1 sampai dengan 3, 

2) masa kelas-kelas tinggi, yaitu usia 9 sampai 12 tahun, di mana anak berada di kelas 4 sampai dengan 6 (Zainul dan Mulyana, 2005). 


Pada masing-masing fase ini, anak menunjukkan karakteristiknya masing-masing. 


Adapun karakteristik masa kelas-kelas rendah antara lain yaitu:


1) adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah;


2) adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional, 


3) adanya kecenderungan memuji diri sendiri; 


4) suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain;


5) kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal tersebut dianggap tidak penting;


6) pada masa ini, anak menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak; 


7) hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang abstrak;


8) kehidupan adalah bermain, anak tidak dapat membedakan secara jelas antara bermain dengan bekerja. 


9) kemampuan mengingat dan bahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan (Zainul dan Mulyana, 2005:4.12). 


Sedangkan karakteristik masa kelas-kelas tinggi antara lain yaitu: 


1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; 


2) amat realistic, ingin tahu, dan ingin belajar; 


3) menjelang akhir masa ini, telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus; 


4) sampai usia 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi kebutuhannya;


5) pada masa ini, anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah;


6) peran manusia idola sangat penting, karena sering dianggap oleh anak sebagai orang yang serba tahu (Zainul dan Mulyana, 2005:4.12).


Adapun berdasarkan pertimbangan baik kognitif, bahasa, dan afektif secara khusus maka karakteristik siswa SD pada kelas rendah maupun kelas tinggi yaitu.


1) Kelas rendah: 


(a) belum mandiri, 


(b) belum ada tanggung jawab pribadi, 


(c) penilaian terhadap dunia luar masih egosentris, 


(d) belum nenunjukkan sikap kritis masih berpikir yang fiktif. 


2) Kelas tinggi: 


(a) sudah mulai madiri,


(b) sudah ada rasa tanggung jawab pribadi, 


(c) penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya tetapi juga dilihat dari diri orang lain, 


(d) sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional (Zainul dan Mulyana, 2005: 4.15). 


B. Latar Belakang Asesmen di Sekolah Dasar 


Asesmen di SD merupakan suatu hal yang penting untuk dilaksanakan. Usia SD adalah usia di mana anak bersifat sangat unik dengan segala ciri-ciri yang ditunjukkan. Asesmen di SD merupakan suatu bagian untuk memahami keunikan anak sehingga tumbuh kembangnya berada pada tahap wajar dan sesuai kebutuhan. Asesmen tersebut telah memberikan kontribusi terhadap usaha untuk memperoleh kemajuan belajar anak serta kebutuhannya. Adapun alasan seorang guru SD melaksanakan asesmen terhadap anak didiknya adalah: 


1) mendiagnosis kelebihan dan kelemahan anak, 


2) memonitor kemajuan belajar anak, 


3) memberikan grade kepada siswa, 


4) memberikan batasan bagi efektivitas pengajaran, 


5) untuk meningkatkan kegunaan asesmen kinerja sebagai bagian dari proses evaluasi guru, 


6) sebagai penjelasan tujuan-tujuan pengajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran (Zainul dan Mulyana, 2005:4.3)


C. Asesmen Kelas Rendah dan Kelas Tinggi di Sekolah Dasar 


Pada dasarnya asesmen di kelas rendah dan kelas tinggi tidak berbeda, namun yang membedakan adalah kemampuan, konsep dasar berpikir, dan ruang lingkup materi yang diujikan. Hal itulah yang membuat perbedaan di antara keduanya. Perbedaan tersebut juga berpengaruh terhadap asesmen yang akan digunakan. Adapun karakteristik asesmen baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yaitu. 


1) Asesmen di kelas rendah, memiliki karakteristik: 


(a) materi yang diujikan terbatas dalam ruang lingkup yang diberikan oleh guru atau lingkungan yang lebih dekat dengan dirinya;


(b) materi yang disampaikan oleh guru dipahami secara eksplisit, artinya siswa memahami materi apa adanya sebagaimana disampaikan oleh guru; 


(c) pemahaman materi bersifat verbalistik, yaitu cenderung dihafal daripada dipahami;


(d) pengembangan logika sangat sederhana, realistik, dan tidak abstrak. 


2) Asesmen di kelas tinggi, memiliki karakteristik: 


(a) materi yang diujikan sudah mulai meluas; 


(b) materi yang disampaikan pleh guru dipahami secara implisit;


(c) pemahaman materi bersifat tidak verbalistik;


(d) mulai mengembangkan logika yang cukup abstrak (Zainul dan Mulyana, 2005:4.21). 


D. Bentuk Asesmen di Sekolah Dasar 


Asesmen di Sekolah Dasar tidak hanya mengukur hasil belajar siswa, namun juga sangat memperhatikan proses belajar siswa. Secara umum, asesmen yang digunakan di Sekolah Dasar (dalam Zainul dan Mulyana, 2005) dapat dibagi dalam bentuk achievement assessment, asesmen kinerja, dan asesmen portofolio. 


1. Achievement assessment


Achievement assessment merupakan asesmen yang lebih menekankan pada hasil belajar siswa, sehingga alat yang sering digunakan pada asesmen bentuk ini adalah tes. Asesmen bentuk ini lebih menekankan pada apa yang dijawab oleh siswa dengan benar atau salah. 

2. Asesmen kinerja

Asesmen kinerja adalah asesmen yang menekankan pada apa yang dapat dikerjakan oleh siswa dalam bentuk kinerja, daripada apa yang dapat dijawab oleh siswa. Bentuk asesmen kinerja dapat berupa tugas (taks), kriteria penilaian (rubric), dan bentuk non-tes. Alat yang dapat digunakan misalnya rating scale. 

3. Asesmen portofolio

Asesmen portofolio adalah asesmen yang berupa kumpulan koleksi hasil kerja siswa yang disimpan dalam satu file atau box. Kumpulan koleksi tersebut merupakan hasil penilaian yang dilakukan dalam satu periode tertentu. Jadi dalam asesmen portofolio, tidak hanya hasil yang dinilai tetapi juga proses. Selain itu, asesmen portofolio dapat menilai kemajuan belajar. Di SD baik kelas rendah maupun kelas tinggi, asesmen portofolio dapat diterapkan namun harus disesuaikan dengan ruang lingkup materi dan perkembangan berpikir siswa. 


DAFTAR RUJUKAN

Zainul, M dan Mulyana, A. 2005. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 

Posting Komentar untuk "ASESMEN PERKEMBANGAN SISWA SECARA UMUM DI SEKOLAH DASAR "