Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IMPLEMENTASI PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN TEMATIK


A.    Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Tematik
1.      Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu di mana pembelajaran dilaksanakan dengan melibatkan beberapa mata pelajaran yang terkait dalam satu tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa (Rusman, 2012). Kata kunci pada pembelajaran ini adalah adanya suatu tema. Tema merupakan alat atau wadah untuk menyampaikan berbagai konsep kepada siswa secara utuh (Majid, 2014). Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang akan menjadi bahan pembicaraan dalam suatu pembelajaran tematik (Sunaryo, Tanpa Tahun: http://staff.uny.ac.id).
Menurut Majid (2014), pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi dengan mengaitkannya pada tema-tema yang mencerminkan keadaan nyata di sekitar siswa dalam rentang kemampuan berpikir dan perkembangannya. Melalui pembelajaran tematik, diaharapkan siswa mampu megembangkan pengetahuan dan keterampilannya secara simultan. Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu  pembelajaran yang berlandaskan pada tema sebagai pengait antar mata pelajaran sehingga siswa dapat belajar secara menyeluruh, bermakna, dan juga tema dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa (kontekstual). 

2.      Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2012: 258), pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)      berpusat pada siswa (student centered),
2)      memberikan pengalaman langsung,
3)      pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,
4)      menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran,
5)      bersifat fleksibel,
6)      menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Adapun karakteristik pembelajaran tematik menurut Tim Pengembang PGSD (dalam Majid, 2014: 90) adalah:
1)      holistik, yaitu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus,
2)      bermakna, yaitu jalinan schemata yang dibentuk siswa akan memberikan dampak kebermaknaan pada materi,
3)      autentik, yaitu siswa dapat memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari,
4)      aktif, yaitu pembelajaran tematik melibatkan siswa secara aktif dan proses pembelajaran, mulai dari proses sampai evaluasi.

B.     Prinsip dan Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
1.      Prinsip Pembelajaran Tematik
Menurut Sungkono (Tanpa Tahun: http://staff.uny.ac.id), prinsip dasar dalam pembelajaran tematik ada tiga yaitu:
1)      bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan,
2)      bentuk belajarnya harus dirancang supaya siswa belajar secara aktif dan bersungguh-sungguh,
3)      efisiensi waktu, beban materi, metode, dan penggunaan sumber belajar.
Adapun prinsip pembelajaran tematik menurut Majid (2014) adalah:
1)      pembelajaran tematik memiliki tema yang aktual dan dekat dengan dunia siswa,
2)      pembelajaran tematik memilih materi beberapa mata pelajaran yang saling terkait,
3)      pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan kurikulum yang berlaku,
4)      pemaduan beberapa mata pelajaran dalam suatu tema harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa,
5)      materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan.
2.      Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Ruang lingkup pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 yaitu meliputi seluruh mata pelajaran kelas I sampai kelas VI Sekolah Dasar, yaitu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PPKn, SBDP, serta PJOK (Majid, 2014).




C.    Pentingnya Pembelajaran Tematik untuk Siswa Sekolah Dasar
Model pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar dan pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran tematik ini, siswa akan memperoleh pengalaman langsung dan terlatih dalam berbagai pengetahuan secara holistik, bermakna, autentik dan kontekstual. Pengalaman belajar siswa akan mendorong siswa untuk membentuk jalinan skemata yang mendasari proses kebermaknaan materi-materi pelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif. Pembelajaran tematik dilaksanakan di Sekolah Dasar karena cocok dengan tahap perkembangan anak yang holistik (Rusman, 2012). Oleh karena itu, pembelajaran tematik dianggap memiliki banyak keunggulan di antaranya:
1)      pengalaman belajar siswa akan relevan dengan tingkat perkembangannya,
2)      kegiatan belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa,
3)      ingatan siswa dapat bertahan lebih lama, karena kegiatan belajarnya lebih bermakna,
4)      menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial siswa (Majid, 2014).

D.    Sistem Penilaian pada Pembelajaran Tematik
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan informasi tentang siswa untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan demi membuat suatu keputusan tentang siswa. Informasi yang dikumpulkan tersebut dapat berupa angka melalui tes, ataupun  deskripsi verbal melalui observasi. Penilaian ini dilakukan demi melihat ketercapaian kompetensi dalam suatu pembelajaran tematik. Sistem penilaian pada pembelajaran tematik ini dilaksanakan sesuai dengan SK/KD dan indikator dari masing-masing mata pelajaran. Dalam hal ini, teknik penilaian tidak lagi menggunakan tema, melainkan kembali ke masing-masing mata pelajaran (Sriwilujeng dan Pujiastuti, 2011).
Penilaian pada pembelajaran tematik ini berupa penilaian proses dan penilaian produk, serta penilaian sikap siswa juga. Penilaian proses ditekankan pada tingkat keterlibatan, minat, dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan penilaian produk ditekankan pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari siswa. Penilaian sikap sendiri dilakukan pula pada saat proses pembelajaran dengan mengamati beberapa aspek yang kemungkinan besar dapat dimunculkan oleh siswa ketika melaksanakan suatu pembelajaran. Misalnya siswa sedang melakukan pengamatan secara berkelompok, maka sikap yang dapat dimunculkan yaitu ketelitian, kejujuran, tanggung jawab, peduli, dan sebagainya (Sungkono, Tanpa Tahun: http://staff.uny.ac.id). Tuntutan penilaian pada pembelajaran tematik menekankan pada menilai apa saja yang seharusnya dinilai dari diri siswa ketika proses pembelajaran maupun terhadap hasil tes dan karya-karya siswa. Oleh karena itu, menurut Sriwilujeng dan Pujiastutik (2011), penilaian yang digunakan dalam pembelajaran tematik adalah penilaian autentik.

E.      Implementasi Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik
Dalam rangka implementasi penilaian autentik terlebih dahulu seorang guru harus menentukan tiga hal penting yaitu:
1)      sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai;
2)      fokus penilaian yang akan dilakukan;
3)      tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, misalnya penalaran, memori, atau proses (Majid, 2014).
Secara umum, implementasi penilaian autentik di lapangan dapat menggunakan berbagai bentuk penilaian autentik tersebut, diantaranya.
1.      Penilaian proyek.
Penilain proyek merupakan bentuk penilaian dengan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok. Tugas dapat diselesaikan oleh siswa dalam waktu tertentu. Tugas siswa berupa tugas investigasi sehingga penilaian proyek sangat berhubungan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan,penyelidikan, dan sebagainya. Selama mengerjakan tugasnya tersebut diharapkan siswa juga dapat mengaplikasikan sikap, keterampilan , bukan saja pengetahuan. Oleh karena itu, dalam setiap penilaian proyek, seorang guru harus memperhatikan hal-hal berikut.
a.       Keterampilan siswa dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, hingga penulisan laporan.
b.      Relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan siswa.
c.       Orisinalitas atau keaslian proyek yang dikerjakan atau dihasilkan oleh siswa.
Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen berupa daftar cek, skala penilaian, atau berupa narasi (Majid,2014).
2.      Penilaian kinerja
Ada beberapa cara yang berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja, yaitu.
a.       Daftar cek (checklist)
b.      Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narrative records)
c.       Skala penilain (rating scale)
d.      Memori atau ingatan (memory approach)
e.       Penilaian diri (self assessment)
Dalam melaksanakan penilaian kinerja, guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini yaitu:
1)      langkah-langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa yang nyata;
2)      ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai;
3)      kemampuan-kemampuan khusus siswa dalam menyelesaikan tugas;
4)      fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator yang utama yang akan diamati;
5)      urutan kemampuan atau keterampilan siswa yang akan diamati (Majid, 2014).
3.      Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan bentuk penilaian berupa sekumpulan tugas siswa dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Penilaian portofolio dilakukan secara berkelanjutan. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:
a.       guru menjelaskan pentingnya potofolio;
b.      guru bersama siswa menentukan jenis portofolio yang akan dibuat;
c.       siswa secara mandiri atau kelompok menyusun portofolio;
d.      guru mengumpulkan dan menyimpan portofolio siswa;
e.       guru melakukan penilaian dengan kriteria tertentu;
f.       guru dan siswa membahas dokumen portofolio yang dihasilkan;
g.      guru memberi umpan balik atas hasil penilaian portofolio (Majid, 2014).
4.      Jurnal
Jurnal merupakan bentuk tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh siswa selama pembelajaran. Dalam jurnal siswa juga dapat merangkum topik-topik yang telah dipelajari, perasaan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, suasana kelas, kesulitan maupun keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas, serta harapan-harapan siswa terhadap aturan-aturan yang digunakan untuk menilai dirinya (Majid, 2014). 
5.      Penilain tertulis.
Meskipun penilaian autentik muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap jenis penilaian tertulis, namun penilaian autentik juga tidak mengelakan penilaian tertulis terutama dalam bentuk uraian. Tes tertulis bentuk uraian menuntut siswa mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, menyintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang telah dipelajarai (Majid, 2014).

F.     Manfaat Penilaian pada Pembelajaran Tematik 
Penilaian pada pembelajaran tematik dilakukan bukan saja bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang diri siswa dalam suatu pembelajaran, namun penilaian dilakukan karena di dalamnya juga terdapat beberapa manfaat, diantaranya yaitu.
1.      Memberikan umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi pada masing-masing mata pelajaran sehingga dia termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki proses dan hasil belajarnya. Prestasi belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya.
2.      Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa  untuk tiap-tiap mata pelajaran sehingga dapat dilakukaan pengayaan dan remidial. Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru dan siswa sebelum karya itu dikerjakan sehingga mereka mengetahui patokan penilaian yang akan digunakan.
3.      Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran tematik.
4.      Refleksi bagi guru pada pembelajaran tematik guna merancang kegiatan belajar yang tepat sehingga para siswa dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan (Sriwilujeng dan Pujiastuti, 2011: 5).  


DAFTAR RUJUKAN


Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sriwilujeng, D dan Pujiastuti, A. 2011. Silabus dan Sistem Penilaian Pembelajaran Tematik. Makalah disajikan dalam Diklat Tematik SD/MI di PPPPTK PKn dan IPS Batu, Malang, 21 s.d 23 Maret.

Sunaryo. Tanpa Tahun. Model Pembelajaran Tematik. (Online), (http://staff.uny.ac.id), diakses 9 Maret 2014.

Sungkono. Tanpa Tahun. Pembelajaran Tematik dan Implementasinya di Sekolah Dasar. (Online), (http://staff.uny.ac.id), diakses 28 Maret 2014.  


Posting Komentar untuk "IMPLEMENTASI PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN TEMATIK"