Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan dalam Mendidik Anak dan Pengaruhnya pada Perkembangan Anak

          

Kesalahan dalam Mendidik Anak dan Pengaruhnya pada Perkembangan Anak


        Mendidik anak adalah suatu tugas mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap orang tua. Mendidik berarti mengantarkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara fisik maupun psikis. Dalam mendidik anak, peran orang tua sangat dominan atau terbesar. Ibaratnya, bagaimana masa depan seorang anak dapat dilihat dari bagaimana orang tuanya mendidiknya. Keluarga adalah pendidikan utama bagi anak di mana dasar konsep atau nilai-nilai diri pada anak mulai ditumbuhkan. Konsep diri pada anak selanjutnya akan berkembang seiring dengan terjadinya interaksi sosial dan interaksi alamiah. Anak secara sosial akan belajar menjadi bagian dari masyarakat secara lebih luas sesuai dengan lingkungan sosialnya, misalnya di sekolah, lingkungan bermain, dan sebagainya. Selain itu, anak juga berinteraksi dengan alam sekitar yang akan menumbuhkan kesadaran diri anak terhadap lingkungan ataupun sebaliknya. Baik interaksi sosial maupun alamiah tersebut kemudian akan memperkuat konsep diri pada anak atau bahkan bisa memodifikasi baik secara positif maupun negatif.

Di dalam mendidik anak, peran orang tua dan anggota keluarga yang lebih dewasa sangatlah besar. Proses mendidik anak sangat berkaitan dengan berbagai aspek yang kompleks dalam aplikasinya. Saat orang tua memutuskan untuk mendidik anaknya menjadi anak yang pandai secara kognitif dan afektif terkadang ada aspek lain yang terlupakan, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu. proporsi mendidik anak haruslah disesuaikan dengan kecenderungan bakat dan minat anak supaya anak dengan mudah menyerap setiap rangsangan yang diberikan. 

Mendidik juga dapat dilaksanakan dengan prinsip kontekstual terhadap situasi kondisi yang ada, di mana anak harus berperan utama di dalam menjalani kehidupannya. Ia harus belajar bagaimana menyelesaikan segala permasalahan hidupnya mulai dari bagaimana membersihkan kamarnya yang berantakan, membersihkan rumah, mencuci piring dan pekerjaan lain yang mampu dilaksanakan pada usianya. Mendidik dengan cara seperti ini dapat mendorong anak untuk hidup mandiri dan memiliki kepekaan dalam mengatasi masalah yang ada.
Proses mendidik anak pada intinya dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai bagi situasi dan kondisi keluarga. Namun yang terpenting adalah bagaimana proses mendidik itu harus membangun konsep diri yang positif pada anak. Jangan sampai mendidik namun justru melukai konsep diri anak. Mendidik yang demikian dapat dikatakan kesalahan di dalam mendidik anak. Pada dasarnya setiap orang tua sangat sayang kepada anaknya sehingga tidak ingin anaknya mengalami kesulitan di dalam hidup. Namun disadari atau tidak ketakutan orang tua yang berlebihan justru menimbulkan sisi negatif di dalam mendidik anak, misalnya orang tua yang terlalu over protective pada anak, orang tua yang otoriter pada anak, orang tua yang permisif dan sebagainya. Setiap tindakan mendidik yang dilakukan orang tua terhadap anak hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa anak adalah manusia yang memiliki hak untuk memilih, untuk menerima atau menolak. 
Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua di dalam mendidik anak-anaknya di antaranya dapat diamati di dalam kasus berikut ini. Kasus pertama, orang tua yang over protective yaitu orang tua yang memberikan perlindungan kepada anaknya secara berlebihan. Anak tidak diperbolehkan melakukan apapun karena takut terluka, jatuh, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan anak berpikir bahwa dia tidak dapat melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Dampak jangka panjang dari sikap orang tua yang over protective pada anak adalah anak akan tumbuh menjadi anak yang mudah pesimis dan tidak berani mengembangkan dirinya. Kasus kedua, orang tua yang otoriter terhadap anak. Orang tua yang otoriter adalah para orang tua yang kurang mengembangkan sikap demokratis. 

Orang tua mengganggap bahwa segala sesuatu yang dia berikan adalah yang terbaik untuk anaknya tanpa melihat kebutuhan atau pendapat anak. Orang tua otoriter pada beberapa kasus juga cenderung berperilaku agresif ketika anak tidak mengikuti aturan-aturan yang telah dibuatnya sehingga dapat menimbulkan perilaku kekerasan terhadap anak. Pada kasus ini, anak yang tumbuh di dalam lingkungan keluarga yang otoriter cenderung akan memiliki sikap penakut, tidak berani berpendapat, takut salah, namun pada kasus sikap otoriter yang disertai perilaku agresif orang tua terhadap anak justru akan mengembangkan sikap agresif pula pada diri anak. Kasus ketiga, orang tua yang permisif. 

Orang tua yang permisif adalah orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak. Apapun yang dilakukan anak serba diperbolehkan. Sikap demokratis berlebihan ini juga tidak sepenuhnya dapat dibenarkan karena anak pada dasarnya membutuhkan bimbingan dari orang tua. Anak-anak yang tumbuh di dalam pola asuh permisif cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang bertanggung jawab, manja, bertindak seenaknya sendiri, dan cenderung kurang memiliki rasa hormat terhadap orang lain.

Setiap apa yang diusahakan oleh orang tua di dalam mendidik anak tentunya dengan niat anak agar tumbuh menjadi pribadi yang baik di masa depan. Namun, kesalahan di dalam mendidik anak justru akan menciderai anak. Oleh sebab itu, orang tua sebagai pendidik utama bagi anak harus memiliki wawasan yang luas dalam memahami tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap kecenderungan perilaku yang menyimpang pada diri anak sehingga orang tua dapat segera mencari penyebabnya dan memberikan solusi yang terbaik. 

Di dalam mendidik anak, orang tua dan orang dewasa lain di dalam sebuah keluarga juga penting untuk melakukan diskusi di dalam menyamakan persepsi bagaimana mendidik anak dengan baik, benar dan sesuai dengan kebutuhan anak serta selalu mendengarkan pendapat-pendapat anak-anak.

Posting Komentar untuk "Kesalahan dalam Mendidik Anak dan Pengaruhnya pada Perkembangan Anak"