RECOLLECTION SMART TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
RECOLLECTION SMART TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Kajian teori penelitian ini meliputi (i) teori
model pembelajaran, yang mencakup (a) teori tentang model, (b) strategi, (c) pendekatan,
dan (d) teknik, (ii) model pembelajaran
“recollection smart teaching”, yang mencakup (a) gambaran dasar “ recollection smart teaching (RST)”,
(b) prinsip pembelajaraan “ recollection
smart teaching” (RST), (c) langkah-langkah pembelajaran “recollection smart
teaching” (RST), (d) Contoh pengembangan skenario pembelajaran dengan Model
RST.
1. Model Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran masih terdapat tumpang tindih dan ketidakpahaman tentang
penggunaan istilah model, strategi, pendekatan, metode dan teknik. Karena itu,
pada pembahasan ini perlu ditegaskan sekali lagi agar tidak terjadi salah paham
dan tumpang tindih penggunaan istilah tersebut. Model pembelajaran adalah
suatu rancangan yang dapat berupa strategi, pendekatan, atau metode tertentu atau gabungan ketiganya yang
dipersiapkan sebagai contoh ideal untuk diterapkan (ditiru), dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
Strategi
(rekayasa) adalah daya upaya yang berisi
sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi berisi teori-teori umum yang mengarah pada satu disiplin ilmu tertentu
atau merupakan ramuan (paduan) teori dari berbagai disiplin ilmu.
Pendekatan
adalah titik tolak atau sudut pandang yang dipakai dalam memandang suatu
masalah pembelajaran. Pendekatan bersumber pada filsafat atau satu disiplin
ilmu tertentu. Karena bersumber dari satu disiplin ilmu tertentu, pendekatan
biasanya berisi pernyataan-pernyatan teori umum (postulat) suatu ilmu. Pendekatan
berisi asumsi-asumsi teoritis yang khas suatu ilmu tertentu, yang pada tataran
di bawahnya akan melahirkan sebuah metode. Sebagai contoh: filsafat sosial
interaksionisme melahirkan pendekatan kooperatif (yang menekankan pentingnya
kerja sama). Pendekatan kooperatif melahirkan metode Jigsaw, metode team-game-turnament,
dan seterusnya.
Metode
pembelajaran adalah langkah-langkah prosedural yang disusun untuk suatu kegiatan
pembelajaran, agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Langkah
prosedural itu berasal dari pendekatan (teori ilmu tertentu) yang dianut.
Langkah-langkah prosedural itu akan menuntun praktisi (guru) dalam melakukan
kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan
secara nyata dari suatu langkah-langkah prosedural yang disusun dalam suatu kegiatan
agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal disebut teknik. Dengan kata
lain, teknik pembelajaran adalah pelaksanaan metode secara nyata di dalam kelas.
2. Model
Pembelajaran “Recollection Smart Teaching”
Pembahasan
ini mencakup (1) gambaran dasar “recollection smart teaching” (RST), (2) prinsip
pembelajaran “recollection smart teaching” (RST), (3) langkah-langkah pembelajaran “recollection smart teaching”, dan
(4) Contoh skenario pembelajaran dengan menerapkan “recollection smart
teaching”.
2.1 Gambaran Dasar “Recollection Smart Teaching”
RST lahir dari cabang ilmu hipnotisme, sebuah cabang ilmu
yang mempelajari seni berkomunikasi dengan alam bawah sadar. Dari hipnotisme
ini lahir turunan terapan-terapan yang bermanfaat di berbagai bagian profesi
kerja. Ada hipnoterapi untuk kesehatan dan penyembuhan luka trauma. Ada hypnoselling
untuk bidang sales dan marketing. Ada stage hynotis untuk bidang
hiburan. Ada hynobirthing untuk membantu proses persalinan. Ada pula hypnoteaching
untuk bidang pengajaran. Di lapangan masih banyak orang alergi dengan istilah
hipnotis karena berkonotasi dengan kejahatan magis. Karena itu istilah hynoteaching
diadaptasi dengan model baru bernama recollection smart teaching.
“Recollection smart teaching” (selanjutnya disingkat RST)
adalah upaya pembelajaran agar guru lebih menarik, dikagumi, penuh kharisma,
dan kehadirannya selalu ditunggu. Istilah “recollection” mengacu pada penataan
pikiran sehingga mampu memunculkan 5 potensi yang terpendam pada diri guru
(Webe, 2010). Lima potensi itu adalah (1) bisa berefleksi tentang keberadaan
dirinya sebagai pengajar, (2) bisa
berkomunikasi secara efektif, efisien, dan luar biasa, (3) mempunyai jiwa
kepemimpinan dalam memimpin siswanya, (4)
menerapkan pelayanan prima dan penuh integritas, dan (5) penuh motivasi
dalam hidup.
2.2 Prinsip Pembelajaran “Recollection Smart
Teaching”
Webe (2010) memaparkan model RST dengan ciri-ciri (1)
pembelajaran bukan “transfer” pengetahuan melainkan “transformasi” pengetahuan,
dan tranformasi pengetahuan adalah transformasi jiwa; (2) membersihkan
sampah-sampah masalah yang ada di pikiran manusia, (3) menciptakan keceriaan
dan kesenangan di awal pembelajaran, (4)
mengubah hidup menjadi lebih
bermakna, (5) selalu berusaha mengatasi masalah pembelajaran yang terjadi di
kelas.
Ciri-ciri RST sesuai dengan model pembelajaran Paikem
yang sekarang ini sedang digalakkan. Pembelajaran PAIKEM mempunyai ciri (a)
kerja sama, (b) saling menunjang, (c) menyenangkan, (d) belajar dengan
bergairah, (e) pembelajaran terintegrasi, (f) menggunakan berbagai sumber, (h)
siswa aktif, (i) tukar pikiran dengan teman, (j) siswa kritis guru kreatif, (k)
dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta, gambar,
artikel, humor, dan sebagainya, (l) laporan untuk orang tua bukan hanya rapor,
tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan, dsb.
Pembelajaran model PAIKEM
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
pembelajaran tradisional. Bandingan ciri yang dimaksud dapat dilihat
pada tabel berikut.
Perbedaan PAIKEM dengan Pendekatan Tradisional
NO
|
PAIKEM
|
PBM TRADISIONAL
|
1
|
Siswa aktif terlibat dalam PBM.
|
Siswa adalah penerima informasi secara pasif.
|
2
|
Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi.
|
Siswa belajar secara individual.
|
3
|
Pembelajaran dikaitkan kehidupan nyata atau masalah yang disimulasikan.
|
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.
|
4
|
Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
|
Perilaku dibangun atas kebiasaan.
|
5
|
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
|
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.
|
6
|
Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri.
|
Hadiah untuk prilaku baik adalah pujian atau nilai rapor.
|
7
|
Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan
merugikan.
|
Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman.
|
8
|
Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif. Siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata.
|
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan struktural; rumus diterangkan, kemudian dilatihkan (drill).
|
9
|
Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang ada dalam diri siswa.
|
Rumus ada di luar diri siswa yg harus diterangkan, diterima, dihafal, dan dilatihkan.
|
10
|
Pemahaman rumus relatif berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain,
sesuai dengan skemata siswa (ongoing process of development).
|
Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada 2
kemungkinan, yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang
benar.
|
11
|
Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, ikut menciptakan pembelajaran yang efektif.
|
Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah
|
12
|
Pengetahuan manusia
dikembangkan oleh manusia itu sendiri.
|
Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta,
konsep, atau kaidah di luar diri manusia.
|
13
|
Pengetahuan tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative & incomplete).
|
Kebenaran bersifat absolut.
|
14
|
Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran masing-masing.
|
Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
|
15
|
Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan.
|
Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa.
|
16
|
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan
seting.
|
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas.
|
17
|
Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek.
|
Sanksi adalah hukuman dari prilaku jelek.
|
18
|
Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinstik
|
Prilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik.
|
19
|
Seseorang berprilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat.
|
Seseorang berperilaku baik karena terbiasa
melakukan. Kebiasaan ini dibangun
dengan hadiah yang menyenangkan.
|
2.3 Langkah Pembelajaran “Recollection Smart Teaching”
Model RST dilakukan melalui tahapan (1) mengenal manual
tubuh manusia, (2) memahami dasar-dasar RST, (3) “magical opening” (4)
sinkronisasi emosi, (5) menyampaikan pesan inti (telling), (6) memunculkan
kharisma, (7) memberikan persuasi
emosional (Webe, 2010:42).
(1) Mengenal Manual Tubuh
a) Berpikir positif
mempengaruhi kerja gen tubuh manusia.
b) Keluarlah dari rutinitas
c) Prinsip kerja otak meniru
tindakan lingkungan sekitar (neuron mirror).
d) Tindakan manusia 88%
dipengaruhi alam bawah sadar.
e) Bawalah kondisi pikiran siswa
ke tahap Alpha (gelombang pikiran 9--14 Hz) yaitu rileks, tenang, dan santai.
(2) Dasar RST
a) Pahami manual tubuh
dengan baik.
b) Enam bagian waktu kerja
otak.
Tahapan
|
Interval Jam
|
Kondisi Otak
|
Green Stage
|
06.00—09.00
|
Otak rileks dan
segar
|
Yellow Stage
|
09.00—12.00
|
Otak mulai jenuh.
|
Red Stage
|
12.00—15.00
|
Otak jenuh.
|
White Stage
|
15.00—18.00
|
Otak
netral-rileks.
|
Black Stage
|
18.00—24.00
|
Otak rileks dan
berubah sesuai lingkungan.
|
Grey Stage
|
24.00—06.00
|
Otak rileks untuk
persiapan berikutnya.
|
c)
Gaya mengajar yang sesuai dengan periode waktu
Interval Jam
|
Gaya Mengajar
|
Karakteristik
|
06.00—09.00
|
Water style (90%)
|
Serius, matang,
dingin.
|
Sky style (10%)
|
Refleksi,
spiritual, kebijaksanaan.
|
|
09.00—12.00
|
Earth style (70%)
|
Cerita, humor,
metafora, permainan, diskusi.
|
Fire style (30%)
|
Semangat,
berapi-api, teriakan, gerakan tegas.
|
|
12.00—15.00
|
Fire style (70%)
|
Semangat,
berapi-api, teriakan, gerakan tegas.
|
Earth style (30%)
|
Cerita, humor,
metafora, permainan, diskusi.
|
|
15.00—18.00
|
Water, sky, fire,
earth seimbang.
|
Serius, humor, reflektif, teriakan, permainan, diskusi, cerita, spiritual secara
bergantian.
|
18.00—24.00
|
Earth style (50%)
|
Cerita, humor,
metafora, permainan, diskusi.
|
Sky style (50%)
|
Refleksi,
spiritual, kebijaksanaan.
|
|
24.00—06.00
|
Sky style (100%)
|
Refleksi, spiritual,
kebijaksanaan.
|
(3) Inti RST
1) “Magical opening” sulap, permainan, menyanyi.
a)
Mempersiapkan otak bawah
sadar menerima pesan.
b)
Membuka halangan mental
(penolakan) audien.
c)
Membentuk persepsi positif
terhadap materi.
2) Membentuk alpha state (rileks, ceria,
semangat).
3) Ucapkan “kata-kata” positif. Misalnya: Mari
belajar dengan semangat! TIDAK BOLEH:
Jangan mengantuk! (Yang terjadi siswa akan mengantuk).
4) Membingkai ulang pikiran siswa ke arah positif-kondusif
(reframing), walaupun situasi kurang baik.
5) Kejutan yang menarik
(jika perlu).
(4) Sikronisasi Emosi
1) Berpikir
dan beremosi positif pada siswa.
2) Tanamkan jangkar: Aku tenang, bahagia,
menarik, dan percaya diri, maka siswaku harus demikian juga.
3) Ucapkan kata 4 suku kata tanpa makna:
Ha-Li-No-B u, Ca-Wa-la-Mo,
Bro-Kas-Klak-Klok. Ucapkan selama 45 menit. Sambil mengucapkan putarlah musik
atraktif (Tari Kecak Bali).
4) Setelah 45 menit berhenti diam. Tarik napas dalam-dalam dan
hembuskan melalui mulut. Tarik nafas dan ucapkan “kalimat jangkar” selama 5
menit.
5) Kenali: keinginan Anda, cita-cita sukses
Anda, munculkan rasa bahagia, damai, dan ceria Anda.
(5)
Penyampaian Pesan Inti
Saat menyampaikan materi ajar, gunakan
prinsip proporsional: Visual gerak tubuh 50%, Vokal (materi) 35%, dan Verbal
(mutu suara) 15%.
(6) Munculkan
Kharisma Anda
a) Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin
diperlakukan oleh mereka.
b) Perhatikan orang lain sebagaimana Anda ingin
diperhatikan oleh mereka.
c) Bantulah orang lain sebagaimana Anda ingin
dibantu oleh mereka.
d) Tersenyumlah kepada orang lain sebagaimana
Anda ingin mereka tersenyum kepada Anda.
e) Berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana
Anda ingin mereka berbuat baik kepada Anda.
f) Bersikaplah tenang kepada orang lain
sebagaimana Anda ingin mereka bersikap tenang kepada Anda.
g) Berikan keceriaan kepada orang lain
sebagaimana Anda ingin mereka memberikan keceriaan kepada Anda.
h) Apapun yang ingin Anda dapatkan, berikanlah
keinginan Anda tersebut terlebih dahulu kepada orang lain di sekitar Anda.
(7) Tindakan
Persuasi Emosi Positif.
a) Ucapkan
kalimat yang mengandung sugesti sebab-akibat: Mari belajar dengan rajin, agar
kita cerdas dan hidup sukses! (Tidak boleh diucapkan secara terpisah antara sebab
dan akibat.
b) Ucapkan kalimat persuasif dengan “tenang”.
Tarik napas agak panjang dan lepaskan dengan agak panjang.
c) Tanamkan visi ke depan pada siswa Anda.
3. Contoh
Skenario Pembelajaran Model “Recollection Smart
Teaching”
dengan Metode Sinektif.
Berikut ini contoh skenario pembelajaran RST dengan menerapkan
Metode Sinektik untuk Pembelajaran Apresiasi Puisi dengan alokasi wakytu 2 x 35
menit (satu pertemuan). Contoh sementara ini akan dikembangkan lebih lanjut
dalam penelitian ini.
NO
|
Tahapan
|
Kegiatan
|
1
|
“Magical Opening”
(4 Menit)
|
1. Berdoa dan menyanyi bersama.
2. Menetralkan penolakan mental siswa.
3. Membangun persepsi positif terhadap materi.
4. Menciptakan situasi alpha
(rileks, ceria, bahagia).
5. Ucapkan kalimat-kalimat
positif. Misal: Mari belajar demi masa depan yang gemilang!
6. Membingkai ulang pikiran
siswa agar siap belajar dan bebas gangguan.
|
2
|
Sinkronisasi Emosi
(5 Menit)
|
1. Berpikir dan beremosi positif.
2.Tanamkan jangkar: Aku bahagia, cerita, dan
kalau belajar dengan tekun masa depan cemerlang!
3.Ucapkan vokal:
a…..a….a….a….. (Perdengarkan musik atraktif: Gamelan Tari Kecak, dsb.
4.
Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan, dan
ulangi selama 5 menit. Camkan keinginan dan sukses Anda dalam
batin.
|
3
|
Penyampaian Materi Ajar dengan Menerapkan Metode Sinektik Gordon
(53 Menit)
|
Gaya Mengajar: Gaya Langit, Bumi, Api, dan Air secara Seimbang.
1. Membaca atau menyimak pembacaan puisi.
2.
Merenungkan dan memikirkan isi puisi.
3. Mengajukan pertanyaan untuk pemahaman.
4. Menyampaikan pendapat (analogi personal).
5. Memberi komentar dengan menempatkan diri sebagai pelaku cerita (analogi langsung).
6. Konflik kempaan: saling debat mempertahankan dua pandangan yang
berbeda.
7.
Mengajukan simpulan.
8.
Menulis kritik bandingan dengan bentuk puisi (sastra) lain.
|
4
|
Penciptaan Kharisma
|
Tenang, perhatikan, bantu siswa
Anda dengan ikhlas dan senang, ramah, dan bersahabat.
|
5
|
Tindakan Persuasif
(5 Menit)
|
1.
Mengungkapkan inti nilai kehidupan puisi yang
telah diapresiasi.
2.
Anjuran berbuat baik dan bijaksana sesuai tema
puisi. (Dilakukan dengan cara: Tarik napas panjang-panjang, dan lepaskan
dengan perlahan, berkali-kali).
|
6
|
Penutup
(3 Menit)
|
Tanamkan visi ke masa depan dan kehidupan yang gemilang!
1.
Kita orang baik, kehidupan kita di masa depan
baik!
2.
Kita orang rajin, masa depan kita kaya!
3.
Kita bangsa yang besar, kehidupan bangsa kita akan jaya!
|
DAFTAR
PUSTAKA
Abimanyu, Soli. Dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran. Dirjendikti-Depdiknas.
Ahmadi, Mukhsin. 1989. Pengantar
Strategi abelajar-Mengajar Keterampilan Kreatif: Berbahasa Indonesia, Apresiasi
Sastra Indonesia, Apresiasi Drama Indonesia. Malang: FPBS IKIP
Malang.
Brown, H.
Douglas. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language
Pedagogy. New York: Addison Wessley Longman, Inc.
Buehl, Dough.
2001. Classroom Strategies for Interactive Learning. New York:
International Reading Association.
DePorter, Bobby. 2009. The
Impact of Quantum Learning. http://www.learningforum.com/ (Diakses 5 Juni 2009).
Dirjendikti,
2007. Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru.
Jakarta: Dirjendikti-Depdiknas.
Hobri. 2009.
Model-model Pembelajaran Inovatif. Jember: FKIP Universitas Jember.
Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan.
Jember: Pena Salsabila.
Huda, Nuril.
1999. Language Learning and Teaching: Issues and Trend. Malang: IKIP
Malang.
Isjoni. 2009.
Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta
Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual
Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.
Latief,
Mohammad Adnan. 2002. “Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Konteks” dalam Bahasa
dan Seni. Tahun 30 Nomor 2, Agustus 2002. Malang: Fakulatas Sastra UM.
Mulyasa.
2010. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nunan, David.
1999. Second Language Teching and Learning. Boston: Heinle and Heinle
Publishers.
Munthe,
Barmawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Jakarta: Depdiknas-Dirjen
Dikdasmen dan Dirjen Pendidikan Lanjutan Pertama.
Oxford,
Rebecca L. 1990. Langauge Learning Strategies: What Every Teacher Should
Know. New York: Newbury House Publisher.
Suyanto,
K.K.E. 2002. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL). Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri
Malang.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative
Learning: Teori, Riset dan Praktik. (Diterjemahkan oleh Lita). Bandung:
Nusa Media.
Tubbs, Stewart and Moss Sylia. 2001.
Human Communication. Diterjemahkan oleh Deddy Mulyana. Bandung: Rosda.
Uno, Hamzah
B. 2009. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Webe, Agung. 2010. “Smart Teaching”: 5
Metode Efektif Lejitkan Prestasi Anak Didik. Yogyakarta: Yogya bangkit
Publisher.
What Do We Mean by Inquiry? http://www.zoology.duk
Zahorik, J.A.
1995. Constructivist Teaching. Bloomington: Phi Delta Kappa Educational
Foundation. (http://www.millyille. cachc.k12.ut.us./Millyille/
Carles/Philosophy/construc.htm)
Posting Komentar untuk "RECOLLECTION SMART TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA"