Peran Contextual Teaching and Learning dalam Proses Belajar yang Bermakna
Peran Contextual Teaching and Learning dalam Proses Belajar yang Bermakna
A. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Dunia pendidikan di era modern ini telah memiliki pandangan baru
tentang bagaimana proses kegiatan belajar mengajar seharusnya terjadi. Berawal
dari sebuah pemikiran bahwa manusia akan menangkap makna dengan baik ketika
kembali pada fitrahnya. Para ahli kemudian mulai memperbincangkan tentang
sistem Contextual Teaching and Learning (CTL). Sistem CTL
berhasil karena meminta siswa bertindak dengan cara yang alami sesuai dengan
fungsi otak, psikologi dasar manusia, dan tiga prinsip alam semesta yaitu
kesaling-tergantungan, diferensiasi dan pengaturan diri sendiri (Johnson,
2010).
CTL pada dasarnya membahas keterkaitan antara yang dipelajari
dengan kehidupan nyata. CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang menekankan
pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan makna dari yang
dipelajari dan menghubungkan dengan kehidupan nyata dengan harapan dapat
mendorong siswa untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Sanjaya,
2011). Pembelajaran yang kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan
mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia
nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota
keluarga, warganegara, siswa dan tenaga kerja (Trianto, 2008). Jadi, dalam CTL,
mengajar bukan sekadar transfer informasi dan menghafal konsep, akan tetapi
lebih menekankan pada upaya memfasilitasi siswa agar memiliki kemampuan untuk
bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya (Rusman, 2012).
CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh yang mencakup delapan
komponen yaitu: membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna; melakukan
pekerjaan yang berarti; melakukan pembelajaran yang diatur sendiri;
bekerjasama; berpikir kritis dann kreatif; membantu individu untuk tumbuh dan
berkembang; mencapai standar yang tinggi; dan menggunakan penilaian yang
autentik (Johnson, 2010). Adapun menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011), CTL
memiliki tujuk komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik. Ketika guru
mengajar sesuai dengan komponen-komponen CTL tersebut, pembelajaran akan sesuai
dengan kebutuhan manusia untuk mencari makna. Secara intuitif siswa dapat
menghubungkan konsep yang dipelajari dengan pengalaman-pengalaman siswa sendiri
untuk memberi makna.
B. Belajar Bermakna
Belajar bermakna menurut Ausubel merupakan proses mengaitkan
informasi baru dengan konsep-konsep relevan yang telah ada di dalam struktur
kognitif seseorang. Ketika menerapkan dalam pembelajaran, guru harus memahami
kondisi awal siswa tentang pengetahuan awalnya (Winataputra, 2007). Ada tiga
faktor yang mempengaruhi kebermaknaan dalam suatu pembelajaran, yaitu struktur
kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang
studi tertentu dan pada waktu tertentu (Koswara, http://file.upi.edu). Adapun
syarat kegiatan belajar yang bermakna yaitu.
1. Pengaturan
awal (advance organizer) yaitu pengaturan dengan memberikan
konsep-konsep atau ide-ide kepada siswa jauh sebelum materi pelajaran yang
sesungguhnya diberikan.
2. Progressive
differentiation yaitu pengembangan konsep yang baik menjelaskan hal-hal dari
umum ke khusus secara rinci disertai contoh.
3. Rekonsiliasi
integratif yaitu guru menjelaskan perbedaan dan persamaan materi yang baru
dengan materi yang telah dikuasai siswa.
4. Konsolidasi
(consolidation) yaitu guru memberikan pemantapan materi pelajaran yang
telah diberikan untuk memudahkan siswa memahami dan mempelajari materi
selanjutnya (Nurjannah, http://amalianurjannah.file.wordpress.com).
C. Peran CTL dalam Proses Belajar yang Bermakna
Dalam kajian psikologi, pencarian makna adalah motivasi hidup
manusia yang hanya dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri. Kelangsungan hidup
manusia bergantung pada besarnya kemampuan untuk menemukan makna di dunia luar.
Kajian ilmu syaraf menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk menemukan makna yaitu
dengan membuat hubungan-hubungan yang menjelaskan mengapa siswa didorong untuk
menghubungkan tugas-tugas sekolah dengan kenyataan di situasi pribadi, sosial,
budaya, dan konteks kehidupan sehari-hari sehingga siswa mampu menanamkan makna
pada materi pelajaran dan dapat mengingat apa yang dipelajarinya. Jika
kehilangan makna, otak akan membuang materi pelajaran yang diterima (Johnson,
2010).
Ilmu psikologi dan ilmu syaraf telah menjelaskan betapa pentingnya
pengaruh makna terhadap pembelajaran dan kemampuan mengingat. Kedua ilmu ini
menjadi dasar yang kuat untuk memahami tujuan utama CTL yaitu membantu para
siswa dengan cara yang tepat untuk mengaitkan makna pada pelajaran-pelajaran di
sekolah. Ketika siswa menemukan makna di dalam pembelajaran mereka, mereka akan
belajar dan ingat apa yang mereka pelajari. CTL membantu siswa agar mampu
menghubungkan isi dari materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari
untuk menemukan makna. Kemudian, dengan memberikan pengalaman-pengalaman baru
yang merangsang otak maka siswa dapat membuat hubungan –hubungan baru sehingga
membantu mereka menemukan makna baru dalam belajarnya (Johnson,
2010).
DAFTAR RUJUKAN
Johnson,
E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning (S. Ida, Ed.).
Setiawan, I. 2010. Bandung: Penerbit Kaifa
Koswara,
D. tanpa tahun. Pembelajaran Kreatif dan Bermakna. (Online),
(http://file.upi.edu), diakses 11 Maret 2016
Nurjannah,
A. 2013. Teori Belajar Bermakna dari David P. Ausubel. (Online),
(https://amalianurjannah.files.wordpress.com), diakses 11 Maret 2016
Rusman.
2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sanjaya,
W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Trianto.
2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning). Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher
Trianto.
2011. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Winataputra,
U. S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka
Posting Komentar untuk "Peran Contextual Teaching and Learning dalam Proses Belajar yang Bermakna"