Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Pendidikan sebagai Sistem 

A.      Hakikat Sistem
1.        Pengertian dan Ciri- ciri Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Sanjaya, 2012 : 49). Sedangkan menurut B. Uno, (2010: 11) sistem adalah kesatuan unsur- unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.
Tatang M. Amirin (dalam Tirtaraharja, 2008: 57) menjelaskan pengertian sistem yaitu :
a.    Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal- hal atau bagian- bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
b.    Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama- sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c.    Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Defenisi- definisi tersebut, yang pertama menekankan soal wujud sistem, yang keduamenaruh perhatian pada fungsi komponen yang saling berkaitan dan tujuan sistem, dan yang ketiga menampilkan unsur rencana di samping saling kaitan antarkomponen dan tujuan dari sistem.
Dari berbagai definisi yang berbeda tersebut, mengandung unsur persamaan yang dapat dipandang sebagai ciri umum dari sistem.Pertama, suatu sistem memiliki tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi- fungsi tertentu; ketiga,setiap sistem selalu mengandung suatu proses transformasi; keempat,untuk menggerakkan fungsi, suatu sistem harus harus ditunjang oleh berbagai komponen.
1)   Setiap sistem bertujuan
Setiap sistem memiliki tujuan yang pasti.Sebagai contoh, tujuan manusia sebagai organisme adalah agar dapat melaksanakan tugas kehidupannya.Begitu pula, tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya.Tujuan itulah yang menggerakkan sistem.Tujuan system dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu bersifat perorangan.Timbulnya sistem social yang baru adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban / kebudayaan.Perubahan tujuan sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan- perubahan dalam lingkungan.
2)   Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu.Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya, tubuh manusia memerlukan fungsi pernafasan, pencernaan, penglihatan, fungsi peredaran darah, fungsi pendengaran dan lain sebagainya. Begitu pula, agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaa, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang terus- menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
3)   Setiap sistem selalu mengandung suatu proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Proses adalah rangkaian kegiatan. Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan. Semakin kompleks tujuan, maka semakin rumit juga proses kegiatan.
4)   Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi- fungsinya, setiap sistem memiliki komponen- komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen- komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Misalnya, agar fungsi pencernaan berjalan dalam sistem tubuh manusia maka diperlukan komponen lambung; agar fungsi penglihatan berjalan diperlukan komponen mata; agar fungsi peredaran darah berjalan dengan sempurna diperlukan komponen jantung dan lain sebagainya.Begitu pula dibidang pendidikan, agar fungsi perencanaan dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru dan lain sebagainya.Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan komponen tujuan, isi/ materi pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen evaluasi pembelajaran.Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat. Apabila satu komponen tidak berfungsi, maka akan mempengaruhi sistem tersebut.
Keberadaan komponen beserta fungsinya, memiliki kedudukan yang sangat penting, karena tidak mungkin ada sistem tanpa adanya komponen.Menurut Sanjaya (2012 : 4) ada beberapa sifat komponen dalam suatu sistem yaitu :
Pertama, dilihat dari fungsinya setiap komponen terbagi menjadi 2 yaitu komponen yang bersifat integral dan komponen yang bersifat tidak integral.Komponen integral adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri. Artinya, apabila komponen itu hilang, maka akan hilang keberadaan suatu sistem. Misalnya, komponen siswa dan guru dari sistem lembaga pendidikan.Keberadaan dan eksistensi sekolah sangat ditentukan oleh keberadaan komponen siswa dan guru.Sulit dikatakan bahwa sekolah itu ada, apabila di sekolah itu tidak ada siswa yang diajar atau tidak ada guru yang mengajar.Dengan demikian, komponen siswa dan guru merupakan komponen integral dari sistem persekolahan. Adapun komponen tidak integral sama dengan komponen pelengkap. Artinya, walaupun komponen itu tidak ada, maka tidak akan mempengaruhi keberadaan suatu system, walaupun mungkin akan mengganggu perjalanan sistem itu sendiri. Misalnya, komponen perpustakaan dalam suatu lembaga sekolah. Walaupun suatu sekolah tidak memiliki perpustakaan akan tetapi tidak akan menggoyahkan keberadaan sekolah tersebut.
Kedua,setiap komponen dalam suatu sistem saling berhubungan atau saling berinteraksi, saling mempengaruhi, dan saling berkaitan. Semua komponen yang membentuk sistem harus berfungsi dengan baik, sebab apabila salah satu komponen terlepas dari komponen lainnya, atau tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka akan merusak sistem secara keseluruhan. Misalnya, komponen guru tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dalam suatu lembaga pendidikan, maka akan merusak sistem lembaga pendidikan yang bersangkutan. 
Ketiga,setiap komponen dalam suatu sistem merupakan keseluruhan yang bermakna. Dalam suatu sistem komponen- komponen itu bukan hanya bagian- bagian yang terpisah, akan tetapi satu kesatuan yang bermakna, utuh dan tertata pada tempatnya.
Keempat,setiap komponen dalam suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar.Komponen- komponen dalam suatu sistem pada dasarnya adalah subsistem dari suatu sistem.Ini berarti komponen- komponen itu pada dasarnya membentuk sistem tersendiriyang lebih kecil.Misalnya sekolah adalah sebagai suatu sistem, yang merupakan subsistem dari sistem pendidikan.Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan subsistem dari sistem sosial masyarakat.Jadi komponen terkecil dari suatu subsistem dapat mempengaruhi sistem yang lebih luas.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem bukan hanya sebagai suatu cara. Cara hanyalah bagian dari rangkaian kegiatan suatu sistem.Jelasnya sistem selalu bertujuan, dan seluruh kegiatan dengan melibatkan dan memanfaatkan setiap komponen diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. 
2.    Tipe- tipe Sistem
Menurut Mudyahardjo (2008 : 45) tipe- tipe sistem yaitu :
a.       Sistem Alami dan Sistem Buatan
1)      Sistem Alami
Sistem ini merupakan benda- benda atau peristiwa- peristiwa alam yang bekerja berdasarkan hukum- hukum alam, dan hubungan antara masukan dengan hasil dapat diramalkan secara ilmiah.
2)      Sistem Buatan Manusia
Sistem yang dirancang, dilaksanakan, dan dikendalikan oleh manusia, dan hubungan antara masukan yang diambil dari sistem alami, dengan hasil diatur oleh manusia.
b.      Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
1)      Sistem Tertutup
Sistem yang struktur organisasi bagian- bagiannya tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sekurang- kurangnya dalam jangka waktu pendek.Struktur bagian- bagian tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.
2)      Sistem Terbuka
Sistem yang struktur bagian- bagiannya terus menyesuaikan diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah- ubah, dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya.Struktur bagian- bagian bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis, karena bagian- bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya. Adapun karakteristik sistem terbuka yaitu :
a.    Mendatangkan energi
Sistem terbuka mengimpor beberapa bentuk energi dari lingkungan.
b.    Mentransformasikan energi
Sistem terbuka mentransformasikan energy yang tersedia.
c.    Mengekspor hasil
Sistem terbuka menyampaikan sesuatu hasil kepada lingkungan.
d.   Sebuah rangkaian peristiwa
Sistem terbuka merupakan sistem yang mempunyai pola kegiatan dan pertukaran energi yang merupakan suatu perputaran.
e.    Negentropi
Sistem terbuka harus bergerak melawan proses entropi atau proses menuju kehancuran agar terus dapat hidup.
f.     Balikan negatif
Sistem terbuka memperoleh informasi tentang kekurangan- kekurangan produk/ jasa yang dihasilkan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan sistem.
g.    Homeostatis dinamis
Sistem terbuka mempunyai mekanisme dalam dirinya untuk mengatur sedemikian rupa sehingga mencapai suatu keadaan yang mantap yang terus berubah mengikuti perubahan- perubahan lingkungan.
h.    Diferensiasi
Sistem terbuka cenderung berkembang menuju multiplikasi atau perbanyakan dan elaborasi atau perincian peranan- peranan dengan spesialisasi fungsi yang lebih besar dari bagian- bagiannya.
i.      Ekuifinalitas
Sistem terbuka mempunyai kemampuan- kemampuan untuk mencapai hasil- hasil yang sama dari kondisi- kondisi yang berbeda dengan mempergunakan proses yang berbeda.
3.    Lingkungan dan Segmen Sistem
a.       Struktur Sistem
Struktur sebuah sistem tersusun secara hierargis, dengan urutan sebagai berikut:
1.      Subsistem
Satu bagian dari keseluruhan sistem yang berfungsi mencapai tujuan khusus yang tertuju pada pencapaian tujuan sistem. Proses setiap sistem ditentukan oleh tujuan subsistem, dan komponen- komponennya dipilih berdasarkan kemampuannya melaksanakan fungsi- fungsi dan proses- proses khusus dalam subsistem
2.      Komponen
Satuan unsur- unsur yang membentuk satu bagian dalam subsistem atau sistem, yang dipilih untuk dapat melaksanakan fungsi dan proses- proses khusus dalam subsistem atau sistem.
3.      Unsur
Bagian terkecil dari isi sebuah sistem yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kemampuan komponen dalam melaksanakan fungsinya.
b.      Suprasistem
Bagian atau lingkungan yang lebih besar, yang menjadi tempat berlangsungnya operasi- operasi beberapa sistem.
B.  Pengertian Pendidikan Nasional
Berdasarkan Undang- undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab I, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Kosasih Djahiri (dalam Amri, Sofan, 2010: 1) mengatakan, pendidikan merupakan upaya terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia atau anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya.
Dari pengertian tersebut, pendidikan merupakan upaya terorganisir yang memiliki makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan jelas, ada tahapannya dan ada komitmen bersama di dalam proses pendidikan. Berencana mengandung arti, pendidikan harus direncanakan sebelumnya dengan suatu proses perhitungan yang matang dan berbagai sistem pendukung yang dipersiapkan. Berlangsung kontinyu artinya pendidikan berlangsung terus menerus sepanjang hayat selama manusia hidup proses pendidikan itu tepat dibutuhkan, kecuali bila manusia sudah mati, ia tidak memerlukan lagi proses pendidikan apapun juga.
Sindhunata (dalam Amri, 2010: 4) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan bukan hanya manusia yang terpelajar tetapi manusia yang berbudaya (educated and Civized human being). Dengan demikian proses pendidikan dapat dirumuskan sebagai proses hominisasi dan humanisasi yang berakar pada nilai- nilai moral dan agama, yang berlangsung baik di dalam lingkungan hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, kini dan masa depan. Pada dasarnya paradigma pendidikan nasional yang baru harus dapat mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global dengan tetap memiliki keyakinan yang kuat terhadap syariat.
PendidikannasionaladalahpendidikanyangberdasarkanPancasiladanUndang- UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945yangberakarpadanilai-nilai agama,kebudayaannasionalIndonesiadantanggapterhadaptuntutanperubahan zaman (Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Menurut Mudyahardjo (2008 : 50) Pendidikan Nasional adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu negara kebangsaan atau negara nasional dalam rangka mewujudkan hak menentukan nasib sendiri atau right of self- determination bangsa dalam bidang pendidikan. Sistempendidikannasionaladalahkeseluruhankomponenpendidikanyangsaling terkaitsecaraterpaduuntukmencapaitujuanpendidikannasional.Pendidikan Nasional sebagai sistem merupakan keseluruhan kegiatan dari satuan- satuan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan nasional.
C.  Analisis dan Pemetaan Pendidikan Nasional sebagai sebuah Sistem
1.    Analisis dan Pemetaan
a.       Batasan
1)      Ditinjau dari fungsinya. Pendidikan Nasional adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu negara kebangsaan atau negara nasional dalam rangka mewujudkan hak menentukan nasib sendiri atau right of self- determination bangsa dalam bidang pendidikan.
2)      Ditinjau dari strukturnya. Pendidikan Nasional sebagai sistem merupakan keseluruhan kegiatan dari satuan- satuan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan nasional.
b.      Peta Umum Pendidikan Nasional dalam Model Input- Output
1)      Masukan (Input)
Sumber- sumber dari masyarakat yang menjadi masukan sistem Pendidikan Nasional adalah :
a)      Informasi
Masukan dalam bentuk informasi, mencakup :
(1)   Informasi produk
Informasi tentang peserta didik
(2)   Informasi operasional
Informasi tentang penduduk, tenaga kependidikan, pengetahuan/ ilmu, seni, teknologi, cita- cita, dan barang- barang yang digunakan dalam pendidikan serta penghasilan nasional dan penghasilan per kapita.
b)      Energi/ tenaga
Masukan dalam bentuk tenaga mencakup : penduduk yang sedang terlibat dalam penyelenggaraan Pendidikan Nasional dan tenaga kependidikan yang bekerja dalam Sistem Pendidikan Nasional.
c)      Bahan- bahan
Sumber- sumber bukan manusia yang masuk dalam Sistem Pendidikan Nasional, mencakup:
(1)   Barang- barang produksi yang digunakan dalam melaksanakan transformasi pendidikan (misalnya: buku pelajaran, alat- alat pendidikan (peraga dan praktikum), bangunan dan sebagainya).
(2)   Penghasilan nasional (APBN dan APBD pendidikan) dan penghasilan per kapita yang disediakan untuk membiayai pendidikan (SPP, uang BP-3 dan sebagainya).
2)      Transformasi
a)      Komponen
Komponen- komponen yang digunakan untuk melaksanakan transformasi adalah :
(1)   Tujuan pendidikan
(2)   Organisasi pendidikan
(3)   Masa pendidikan
(4)   Program isi pendidikan
(5)   Prasarana pendidikan
(6)   Sarana dan teknologi pendidikan
(7)   Biaya pendidikan
(8)   Tenaga pendidikan
(9)   Peserta didik
b)      Bentuk transformasi
(1)   Transformasi administratif/ manajerial pendidikan, yaitu proses kegiatan pengelolaan pendidikan nasional oleh Negara dan pemerintah (pusat dan daerah)
(2)   Transformasi operasional/ teknis pendidikan, yaitu proses kegiatan pengelolaan pendidikan oleh Kepala Sekolah/ lembaga pendidikan luar sekolah.
3)      Hasil
a)      Orang- orang terdidik dalam kemampuan- kemampuan : kognitif, afektif dan psikomotor.
b)      Orang- orang tersebut dapat menjadi :
(1)   Seorang individu yang terus belajar dan mengembangkan kemampuan- kemampuannya.
(2)   Seorang anggota keluarga yang bahagia, seorang pekerja/ professional yang berhasil, seorang warga negara yang baik,seorang anggota orpol/ ormas yang baik, dan seorang anggota masyarakat sekitar yang baik.
(3)   Seorang Hamba Tuhan yang baik.
Adapun komponen – komponen yang menunjang sistem menurut Tirtarahardja (2008: 60) meliputi :
a.    Masukan mentah (raw input)
b.    Masukan instrumental (instrumental input)
c.    Masukan lingkungan (environmental input)
Model terbuka menggambarkan model sistem yang pada umumnya berlaku atau terdapat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Adapun komponen- komponen yang menunjang sistem dalam bidang pendidikan yaitu :
a.    Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan (out put).
b.    Guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental (instrumental input) yang memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mental menjadi tamatan.
c.    Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik dan keamanan negara merupakan faktor lingkungan atau masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah.
Menurut Hamalik (2009 : 4) untuk mengetahui kemampuan suatu sistem, perlu mengetahui secara rinci proses yang telah terjadi. Hal tersebut dapat diketahui melalui control terhadap output dan melalui sistem umpan balik (feedback) seperti pada bagan di bawah ini:




1.    Analisis dan Pemetaan Suprasistem Sistem Pendidikan Nasional
a.       Batasan
Suprasistem dari Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan kehidupan masyarakat dalam bernegara dan berbangsa, yang mencakup masyarakat nasional domestik atau masyarakat dalam negeri sebagai lingkungan proksimal dan masyarakat internasional sebagai lingkungan distal.
b.      Sistem- sistem dalam Suprasistem
Sistem- sistem kehidupan yang berada dalam suprasistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang mempunyai pengaruh terhadap Sistem Pendidikan Nasional






1)      Sistem Sosial Budaya
a)      Batasan
Sistem sosial budaya adalah keseluruhan bentuk tatanan kehidupan bersama/ berkelompok yang mempunyai pola budaya tertentu.
b)      Implikasi bagi Sistem Pendidikan Nasional
(1)   Kondisi sistem sosial menjadi landasan ekologis Sistem Pendidikan Nasional.
(2)   Kondisi sistem budaya menjadi landasan idiil Sistem Pendidikan Nasional.
2)      Sistem Biososial (Penduduk)
a)      Batasan
Penduduk adalah kumpulan orang yang menghuni sesuatu kesatuan wilayah (kampung, desa, kota, Negara, pulau, benua, dunia, dan sebagainya). System biososial yaitu kumpulan orang yang memiliki struktur tertentu.
b)      Implikasi bagi Sistem Pendidikan Nasional
(1)   Penduduk sebagai system biososial menyiratkan adanya suatu permintaan masyarakat akan pendidikan atau “society’s social demand of education” secara kualitatif dan kuantitatif.
(2)   Penduduk sebagai system biososial menjadi landasan operasional Sistem Pendidikan Nasional.
3)      Sistem Ekonomi Mikro
a)      Batasan
Studi perilaku perekonomian secara agrerat (keseluruhan perusahaan- perusahaan, rumah tangga, harga- harga, upah serta pendapatan), misalnya tentang kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa, total perekonomian dan laju pertumbuhan output, laju inflasi dan pengangguran, neraca pembayaran dan nilai kurs.
b)      Implikasi bagi Sistem Pendidikan Nasional
(1)   Kondisi ekonomi makro negara menjadi landasan operasional Sistem Pendidikan Nasional.
·         Pendapatan Nasional (GNP) dan tingkat pertumbuhan sebagai output ekonomi makro menyiratkan besar kecilnya kemampuan negara secara potensial dalam menyediakan fasilitas- fasilitas yang diperlukan oleh Sistem Pendidikan Nasional.
·         Kebijaksanaan fiksal (kebijakan dalam penyusunan belanja negara antara lain menentukan berapa besar belanja yang disediakan untuk pendidikan).
·         Tingkat pertumbuhan ekonomi makro turut menentukan tingkat partisipasi pendidikan, besar kecilnya jumlah penduduk yang memperoleh kesempatan pendidikan formal.
(2)   Pendapatan per kapita menjadi landasan operasional Sistem Pendidikan, dalam arti menentukan rata- rata setiap keluarga dalam menyediakan biaya pendidikan.
4)      Sistem Politik
a)      Batasan
System memperoleh kekuasaan dan menggunakannya untuk mewujudkan cita- cita hidup bernegara dan berbangsa.
b)      Implikasi bagi Sistem Pendidikan Nasional
(1)   Kondisi sistem politik menjadi landasan manajerial Sistem Pendidikan Nasional. Pola pemerintahan Negara mempengaruhi pola- pola :
·         Perencanaan pendidikan masional makro
·         Kepemimpinan strategic pendidikan mikro
·         Pengorganisasian pendidikan makro
·         Pengawasan fungsional pendidikan makro
·         Pengembangan pendidikan makro.
(2)   Kondisi sistem politik menjadi landasan manajerial Sistem Pendidikan Nasional dalam arti menjadi titik awal dimulainya perubahan atau perombakan struktur pendidikan nasional.
1.    Analisis dan Pemetaan Masukan Sistem Pendidikan Nasional
a.    Batasan
Sumber- sumber dari lingkungan masyarakat nasional dan masyarakat internasional yang dipergunakan untuk menyelenggarakan transformasi dalam Sistem Pendidikan Nasional.
b.    Bentuk masukan
1)      Informasi
a)      Informasi Produk
Keterangan tentang kuantitas dan kualitas peserta didik atau yang berada dalam kondisi usia memasuki suatu jenjang pendidikan sekolah atau yang merasakan kebutuhan untuk mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan luar sekolah.
(1)   Informasi Kuantitas Peserta Didik
·         Keterangan tentang jumlah keseluruhan peserta didik yang berada dalam usia siap bersekolah dan mempunyai kebutuhan mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan sekolah dan luar sekolah.
·         Keterangan tentang jumlah penduduk tersebut menurut kesatuan wilayah (propinsi, kabupaten/kotamadya, kecamatan dan desa).
(2)   Informasi Kualitas Peserta Didik
·         Identitas
·         Latar belakang keluarga dan social ekonomi
·         Kemampuan
·         Kegemaran dll
b)      Informasi Operasional
(1)   Keterangan tentang kuantitas dan kualitas masukan instrumental yang termasuk di dalamnya informasi tentang :
·         Sarana pendidikan administratif dan teknis pendidikan
·         Teknologi pendidikan
·         Prasarana pendidikan
·         Biaya pendidikan
(2)   Informasi lingkungan
·         Sistem biososial
·         Sistem social budaya
·         Sistem ekonomi
·         Sistem politik
2)      Energi/ Tenaga
a)      Energi Manusia
Energi yang dikeluarga oleh manusia dalam mengoperasikan proses- proses transformasi dalam Sistem Pendidikan Nasional, yang terdiri atas:
(1)   Energi peserta didik yang sedang turut serta terlibat dalam proses transformasi operasional pendidikan atau kegiatan belajar- mengajar dan transformasi administratif pendidikan.
(2)   Energi tenaga kependidikan yang sedang turut serta terlibat dalam proses transformasi operasional pendidikan dan transformasi administratif pendidikan.
b)      Energi Non- Manusia
Energi (misalnya: litrik, gas, bensin dll) yang dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan operasi- operasi yang terjadi dalam transformasi operasional dan administratif.
3)      Bahan- bahan
Bahan- bahan adalah benda- benda dan barang- barang yang dipergunakan untuk melancarkan operasi- operasi dalam proses transformasi yang terdapat dalam Sistem Pendidikan Nasional, yang terdiri atas,
a)      Bahan- bahan olahan yang berupa kurikulum pendidikan:
(1)   Program mengajar atau program pengajaran
(2)   Program belajar atau program siswa belajar
b)      Bahan- bahan operasional
(1)   Sarana pendidikan baik edukatif maupun administratif
(2)    Teknologi pendidikan yang berupa informasi tentang cara- cara, prosedur- prosedur, dan teknik- teknik kerja dalam melaksanakan pendidikan.
(3)   Biaya pendidikan yaitu uang yang disediakan untuk memperlancar proses transformasi.
2.    Analisis dan Pemetaan Transformasi dalam Sistem Pendidikan Nasional
a.       Batasan
Transformasi pendidikan nasional adalah keseluruhan proses pengubahan masukan pendidikan nasional menjadi hasil pendidikan nasional. Dalam transformasi ada komponen- komponen yang mentransformasi dan proses atau operasi- operasi yang bekerja mengubah masukan pendidikan nasional menjadi hasil pendidikan nasional.
b.      Komponen- komponen Sistem Pendidikan Nasional
1)      Tujuan- tujuan Pendidikan
a)      Batasan
Hal- hal diharapkan dapat dicapai sepanjang proses transformasi dan pada akhir proses transformasi. Tujuan pada akhir proses transformasi adalah tujuan umum pendidikan atau tujuan nasional pendidikan. Sedangkan tujuan- tujuan yang dapat dicapai sepanjang proses transformasi adalah tujuan- tujuan khusus pendidikan, yang dapat berupa:
(1)   Tujuan sementara pendidikan
(2)   Tujuan tak lengkap pendidikan
(3)   Tujuan institusional pendidikan
(4)   Tujuan kurikulum pendidikan
(5)   Tujuan instruksional pendidikan
(6)   Tujuan incidental pendidikan
b)      Bentuk
Tujuan- tujuan pendidikan berupa informasi yang berisi instruksi- instruksi atau perintah- perintah.
c)      Fungsi
Mengarahkan operasi- operasi atau kegiatan- kegiatan pendidikan.
2)      Organisasi Pendidikan
a)      Batasan
Organisasi pendidikan nasional adalah keseluruhan tatanan hubungan- hubungan antar bagian dan antar unsur dalam sebuah Sistem Pendidikan Nasional.
b)      Bentuk
Strukturnya terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu :
(1)   Subsistem Organisasi Pengelolaan Pendidikan Nasional, yaitu terdiri atas:
·         Subsistem Organisasi Pengelolaan Pendidikan Nasional Pusat, yang dilakukan oleh Negara dan Departement beserta unit- unit organik pusat.
·         Subsistem Organisasi Pengelolaan Pendidikan Nasional di daerah.
(2)   Subsistem Organisasi Pendidikan
·         Sub-subsistem persekolahan (Pendidikan formal)
·         Sub-subsistem pendidikan luar sekolah (Pendidikan non- formal)
·         Sub-subsistem (Pendidikan informal)
c)      Fungsi
Keseluruhan organisasi pendidikan nasional adalah informasi yang berisi instruksi- instruksi atau perintah- perintah, bagaimana sebaiknya menyelenggarakan operasi- operasi, cara- cara, prosedur- prosedur dan teknik- teknik melaksanakan pendidikan.
3)      Masa Pendidikan
a)      Batasan
Jangka waktu berlangsungnya keseluruhan kegiatan di sebuah satuan pendidikan atau keseluruhan kegiatan semua satuan- satuan pendidikan.
b)      Bentuk
Masa pendidikan merupakan informasi tentang pengaturan jenjang pendidikan dan urutan kalender kegiatan pendidikan setiap tahunnya.Informasi ini berisi instruksi- instruksi yang mengatur waktu kegiatan.Di samping masa pendidikan ada pula masa belajar yang tidak mempunyai batas- batas seperti masa pendidikan di sekolah.Masa belajar berlangsung sepanjang hidup, sejak lahir sampai mati.
c)      Fungsi
Mengatur perpindahan jenjang pendidikan dan urutan kegiatan- kegiatan pendidikan.
4)      Prasarana Pendidikan
a)      Batasan
Prasarana pendidikan nasional adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya proses transformasi dalam system pendidikan nasional.
b)      Bentuk
Prasarana pendidikan nasional dapat berbentuk:
(1)   Benda atau barang, seperti tanah, bangunan sekolah, jalan dan transportasi yang menghubungkan masyarakat dengan sekolah, lapangan olahraga dan sebagainya.
(2)   Biaya pendidikan, yang diperoleh dari Negara, keluarga dan sumber lainnya.
(3)   Informasi, misalnya peraturan perundang- undangan yang berlaku untuk pendidikan, lingkungan social budaya, kurikulum dan sebagainya.
c)      Fungsi
Menunjang kelancaran operasi- operasi yang berlangsung dalam transpormasi.
5)      Sarana Pendidikan
a)      Batasan
Segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
b)      Bentuk
(1)   Benda/ barang
Buku- buku dan bahan- bahan bacaan, alat bantu belajar dan mengajar, alat kerja bantu bidang pendidikan.
(2)   Informasi
Teknologi pendidikan
c)      Fungsi
Membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas transformasi.
6)      Isi Pendidikan
a)      Batasan
Keseluruhan hal- hal atau pengalaman- pengalaman yang perlu dipelajari peserta didik.
b)      Bentuk
Isi pendidikan berbentuk informasi yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1)   Kurikulum
Pengertian luas : pengalaman- pengalaman terorganisasi yang dipelajari peserta didik di bawah bimbingan sekolah
Pengertian sempit : serangkaian pelajaran yang harus dikuasai agar memperoleh pelulusan atau sertifikat dalam suatu tingkatan.
(2)   Budaya
Semua pengetahuan, seni dan cita- cita serta keterampilan yang terdapat dalam masyarakat yang dapat dipelajari melalui pendidikan informal.
c)      Fungsi
Menggambarkan luas dan dalamnya pengalaman- pengalaman (pengetahuan, seni, cita- cita) dan keterampilan yang dapat dipelajari.
7)      Tenaga Kependidikan
a)      Batasan
Orang- orang yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan transformasi dalam sistem pendidikan nasional.
b)      Bentuk
(1)   Pengelola Pendidikan
Orang- orang yang terlibat dalam proses transformasi administratif pendidikan.
·         Pengelola unit- unit organik pusat
·         Pengelola unit- unit organisasi vertikal dan dinas pendidikan
·         Pengelola satuan- satuan pendidikan
·         Pengawas pendidikan
·         Peneliti dan pengembangan bidang pendidikan
·         Pustakawan sekolah
·         Laporan sekolah
·         Teknisi sumber- sumber belajar.
(2)   Pelaksana Pendidikan
Orang- orang yang terlibat dalam proses transformasi edukatif dalam system pendidikan nasional (pengajar, pelatih, pembimbing)
c)      Fungsi
Menggerakkan operasi- operasi transformasi administratif dan edukatif dalam sistem pendidikan nasional.
8)      Peserta Didik
a)      Batasan
Semua anak, remaja dan orang dewasa yang terlibat dalam proses transformasi edukatif, yang berusaha belajar.
b)      Bentuk
(1)   Pelajar (siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa)
(2)   Warga Negara (pelajar yang belajar di satuan pendidikan luar sekolah)
c)      Fungsi
Mengalami perubahan- perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor.
c.       Proses- proses dalam Transformasi
1)      Transformasi Administratif
a)      Batasan
Proses berlangsungnya fungsi- fungsi manajemen dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
b)      Bentuk proses
(1)   Perencanaan pendidikan, yang tertuju pada penyusunan kebijaksanaan- kebijaksanaan dan program.
(2)   Pengorganisasian pendidikan, yang tertuju pada penataan pola hubungan antar subsistem, antar komponen dan antar unsur dalam sistem pendidikan nasional.
(3)   Kepemimpinan pendidikan, yang tertuju pada pengarahan operasi, kegiatan- kegiatan dan tindakan- tindakan pendidikan menuju pada pencapaian tujuan nasional pendidikan.
(4)   Pengawasan mutu pendidikan, yang tertuju pada menilai efektivitas sistem pendidikan nasional, baik melalui pengawasan fungsional (pengawasan oleh aparat pengawas), pengawasan melekat (pengawasan intern), maupun pengawasan sosial oleh masyarakat.
(5)   Pengembangan pendidikan, yang tertuju pada tindak lanjut perbaikan operasi- operasi pendidikan dalam sistem pendidikan nasional, melalui system umpan balik.
c)      Fungsi operasi manajemen
(1)   Operasi manajemen strategik menghasilkan kebijaksanaan- kebijaksanaan umum, pelaksanaan, dan teknis pendidikan; operasi manajemen taktis menghasilkan program- program pendidikan.
(2)   Operasi manajemen personil menghasilkan tersedianya tenaga kependidikan yang cukup dan bermutu.
(3)   Operasi manajemen material menghasilkan tersedianya perlengkapan pendidikan (prasarana dan sarana pendidikan) yang cukup dan bermutu.
(4)   Operasi manajemen keuangan menghasilkan tersedianya biaya pendidikan yang cukup memadai dalam menjamin kelancaran atau efisiensi penyelenggaraan system pendidikan.
(5)   Operasi manajemen informasi menghasilkan tersedianya informasi pendidikan yang diperlukan oleh lingkungan dalam system pendidikan nasional dan lingkungan luar.
2)      Transformasi Edukatif
a)      Batasan
Proses perubahan tingkah laku peserta didik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
b)      Bentuk
(1)   Pengajaran, yaitu proses perubahan tingkah laku yang terutama tertuju pada pengembangan kemampuan intelektual dan penggunaannya dalam kehidupan.
(2)   Bimbingan, yaitu proses perubahan tingkah laku terutama tertuju pada pengembangan kemampuan pribadi yang mampu memecahkan sendiri masalah- masalah belajar dan sosial yang dihadapinya.
(3)   Latihan, yaitu proses perubahan tingkah laku yang terutama tertuju pada pengembangan kinerja intelektual, emosional dan psikomotor.
c)      Fungsi
Menyelenggarakan proses perubahan tingkah laku yang mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor menuju tercapainya manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang:
(1)   Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur
(2)   Memiliki pengetahuan dan keterampilan
(3)   Memiliki kesehatan jasmani dan rohani
(4)   Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri
(5)   Memiliki rasa tangungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
d)     Para pelanggan
Sistem pendidikan nasional merupakan organisasi yang memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Para pelanggan baik intern maupun ekstern yang harus dilayani yaitu :
1)      Para pelanggan Intern dalam sistem pendidikan nasional
a.       Pelajar : mereka yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan- keterampilan, dan kemampuan- kemampuan untuk mencapai tujuan- tujuan pribadi dan professional, serta senang melakukan dan menikmati kegiata- kegiatan belajar.
b.      Pendidik : mereka membutuhkan pertumbuhan diri yang terus berkembang, rasa aman dan senang serta menikmati pekerjaan, informasi dan masukan.
c.       Satuan- satuan pendidikan dan unit- unit pendidikannya : mereka membutuhkan peningkatan yang berkesinambungan, pertukaran informasi (masukan/ hasil), kerjasama, dan kebersamaan.
2)      Para pelanggan ekstern
a)      Para pelanggan ekstern yang berhubungan langsung
(1)   Tenaga kerja terdidik berbagai sektor : mereka membutuhkan keterampilan dan kinerja yang produktif
(2)   Orang tua pelajar : mereka menginginkan putra putri mereka yang berhasil dalam menguasai kemampuan.
b)      Para pelanggan ekstern yang tidak berhubungan langsung
(1)   Para alumni : mereka mempunyai kebutuhan berupa kebanggaan telah menyelesaikan pendidikan di suatu lembaga pendidikan tertentu.
(2)   Lembaga- lembaga akreditas : mereka mempunyai kebutuhan mengajukan keberatan- keberatan penyelenggaraan operasi- operasi pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
(3)   Para donator : mereka mempunyai kebutuhan berupa kesadaran tentang mutu dan kebutuhan lembaga pendidikan, serta pengakuan terhadap apa yang telah disumbangkan.
(4)   Dewan perwakilan rakyat : kebutuhannya adalah mengetahui efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
(5)   Masyarakat luas : kebutuhannya menerima angkatan kerja yang berketerampilan, pemimpin- pemimpin dan pengikut- pengikut, sukarelawan dalam memberikan pelayanan social warga Negara yang konstruktif dalam kegiatan politik, manusia- manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.
3.    Analisis Pemetaan Hasil Sistem Pendidikan Nasional
a.       Batasan
Jumlah orang- orang yang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang optimal dapat dicapai oleh setiap orang.
b.      Fungsi dan Peranan
Hasil pendidikan yang disampaikan kepada masyarakat yang menjadi suprasistemnya diharapkan dapat diserap sebagai :
1)      Pribadi yang mampu terus belajar dalam rangka terus meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor secara maksimal.
2)      Anggota masyarakat yang baik dalam berperanan sebagai :
a)      Anggota keluarga yang baik
b)      Tenaga kerja yang berhasil
c)      Warga Negara yang baik
d)     Anggota organisasi kemasyarakatan atau organisasi politik yang baik
e)      Anggota kelompok persaudaraan yang baik
f)       Anggota masyarakat sekitar yang baik.
3)      Hamba Tuhan yang baik
 
DAFTAR RUJUKAN
Amri, Sofan dkk. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran :Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum).Jakarta : Prestasi Pustaka.
B. Uno. Hamzah. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta : Bumi Aksara.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Tirtarahardja, Umar dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Posting Komentar untuk "PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM"