REFLEKSI TERHADAP PENTINGNYA LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Refleksi terhadap Pentingnya Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Dalam perkuliahan landasan pendidikan dan pembelajaran, kita
akan mempelajari beberapa hal di antaranya yaitu bagaimana landasan pendidikan
(historis; filosofis; sosiologis; psikologi; kultural; politik, yuridis, dan
ekonomi) mempengaruhi pendidikan, bagaimana sistem pendidikan, bagaimana
pendidikan di era global, bagaimana aplikasi pendidikan untuk pembangunan yang
berkelanjutan, bagaimana peran teknologi dan sains dalam pendidikan, bagaimana
peran teori-teori belajar dalam pendidikan, bagaimana aplikasi pendidikan pada
usia dini serta bagaimana pendidikan dasar itu dilaksanakan.
Pada materi landasan historis pendidikan, saya membuat
kesimpulan bahwa pendidikan berubah dan berkembang dari zaman ke zaman.
Pendidikan pada zaman dahulu merupakan refleksi yang dijadikan dasar dalam
pengembangan dan pelaksanaan pendidikan saat ini. Materi landasan filosofis
pendidikan mengajarkan tentang berbagai pandangan filosofis yang mampu
mempengaruhi implementasi pendidikan. Di antaranya yaitu aliran idealis,
realis, pragmatis, eksistensialisme, posmodernisme. Pandangan-pandangan
filosofis tersebut dikaji dalam beberapa aspek yaitu metafisika (dapat
dikaitkan dengan kurikulum), epistemologis (dapat dikaitkan dengan model/metode
pembelajaran), aksiologis (dapat dikaitkan dengan sikap dan perilaku dalam
pembelajaran), dan logika (struktur pengetahuan). Pada materi landasan
sosiologi pendidikan, saya dapat menyimpulkan bahwa isi dan proses pendidikan
harus sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, kondisi sosial, kekayaan alam dan
perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat sebagai tempat peserta didik
berasal.
Materi landasan psikologis memberikan pengetahuan tentang
bagaimana memperlakukan peserta didik sesuai karakteristik perkembangan
psikologisnya sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Landasan
psikologis pendidikan banyak memberikan pengetahuan tentang teori-teori
perkembangan anak baik perkembangan kognitif, psikomotor, fisik, maupun moral
anak. Jika berbicara tentang perkembangan kognitif anak, di Indonesia ini sudah
terlampau jauh orang tua dalam membelajarkan anaknya. Usia TK di mana anak
masih layaknya bermain dengan ceria, namun dipaksa untuk bisa berhitung,
membaca, dan menulis. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman tentang
perkembangan kognitif anak masih rendah. Sebagai seorang pendidik, hal yang
patut kita waspadai adalah mengenai beberapa materi pelajaran yang terkadang
disajikan terlalu sulit atau di luar kemampuan kognitif anak usia SD. Terkadang
beberapa LKS yang dibeli secara kolektif oleh pihak sekolah dan beberapa buku
juga terdapat kemungkinan-kemungkinan tersebut, sehingga setiap guru harus
pandai-pandainya menerjemahkan hal yang sulit dipahami tersebut ke dalam bahasa
anak, dunia anak, agar mereka lebih bisa memaknai apa yang mereka pelajari.
Jika berbicara tentang perkembangan moral, anak usia SD merupakan masa-masa emas untuk menanamkan moral yang baik pada diri anak. Jika merujuk pada perkembangan moral piaget, maka anak usia SD tergolong pada tahap heteronomous pada kelas rendah dan berada pada tahap autonomous pada kelas tinggi. Keduanya tentunya memiliki pemahaman yang berbeda tentang moral dan konsekuensisnya terhadap perilaku/tindakan yang diperbuat. Anak yang sudah berada pada tahap autonomous cenderung lebih mau memahami alasan dari tindakan/ perilaku yang diperbuat oleh orang lain. Namun, pada anak yang masih berada pada tahap heteromous mengganggap setiap kesalahan orang lain harus dibalas dengan hukuman. Bagi guru yang harus dilakukan dalam kasus yang terjadi di kelas yaitu dalam memperlakukan anak yang berbuat kesalahan harus mempertimbangkan citra di mata anak-anak yang lain agar tidak menjadi contoh yang buruk, sehingga hukuman bisa berupa bernyanyi atau menari.
Dari materi landasan kultural pendidikan, saya dapat menyimpulkan bahwa bukan hanya pendidikan yang menghasilkan budaya, namun di dalam suatu budaya juga terjadi proses pendidikan. Dan penting juga untuk mengetahui apa itu pendidikan multikultural, dan bagaimana aplikasinya di Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa. Landasan politik, yuridis dan ekonomi pendidikan mengajarkan kita untuk belajar bahwa politik juga dapat berpengaruh terhadap pendidikan yaitu melalui kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam undang-undang yang secara yuridis diakui sebagai alat hukum yang sah untuk mengatur pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya mengatur soal anggaran pendidikan. Pada materi pendidikan sebagai sistem, kita dapat mempelajari bagaimana pendidikan dikatakan sebagai sistem, dan bagaimana pergerakan sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Materi pendidikan di era global memberi pengetahuan tentang bagaimana pendidikan di Indonesia mampu mengantarkan generasi bangsa untuk menghadapi persaingan di era global. Dari materi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, kita dapat mempelajari bahwa pembangunan memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang berkelanjutan, dan begitu pula sebaliknya. Dari materi teknologi dan sains, kita dapat belajar tentang teknologi dan pengetahuan yang berperan penting terhadap kemajuan pendidikan. Pada materi teori-teori belajar, kita mempelajari berbagai macam teori belajar yang dapat dianut sebagai seorang guru.
Jika berbicara tentang perkembangan moral, anak usia SD merupakan masa-masa emas untuk menanamkan moral yang baik pada diri anak. Jika merujuk pada perkembangan moral piaget, maka anak usia SD tergolong pada tahap heteronomous pada kelas rendah dan berada pada tahap autonomous pada kelas tinggi. Keduanya tentunya memiliki pemahaman yang berbeda tentang moral dan konsekuensisnya terhadap perilaku/tindakan yang diperbuat. Anak yang sudah berada pada tahap autonomous cenderung lebih mau memahami alasan dari tindakan/ perilaku yang diperbuat oleh orang lain. Namun, pada anak yang masih berada pada tahap heteromous mengganggap setiap kesalahan orang lain harus dibalas dengan hukuman. Bagi guru yang harus dilakukan dalam kasus yang terjadi di kelas yaitu dalam memperlakukan anak yang berbuat kesalahan harus mempertimbangkan citra di mata anak-anak yang lain agar tidak menjadi contoh yang buruk, sehingga hukuman bisa berupa bernyanyi atau menari.
Dari materi landasan kultural pendidikan, saya dapat menyimpulkan bahwa bukan hanya pendidikan yang menghasilkan budaya, namun di dalam suatu budaya juga terjadi proses pendidikan. Dan penting juga untuk mengetahui apa itu pendidikan multikultural, dan bagaimana aplikasinya di Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa. Landasan politik, yuridis dan ekonomi pendidikan mengajarkan kita untuk belajar bahwa politik juga dapat berpengaruh terhadap pendidikan yaitu melalui kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam undang-undang yang secara yuridis diakui sebagai alat hukum yang sah untuk mengatur pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya mengatur soal anggaran pendidikan. Pada materi pendidikan sebagai sistem, kita dapat mempelajari bagaimana pendidikan dikatakan sebagai sistem, dan bagaimana pergerakan sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Materi pendidikan di era global memberi pengetahuan tentang bagaimana pendidikan di Indonesia mampu mengantarkan generasi bangsa untuk menghadapi persaingan di era global. Dari materi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, kita dapat mempelajari bahwa pembangunan memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang berkelanjutan, dan begitu pula sebaliknya. Dari materi teknologi dan sains, kita dapat belajar tentang teknologi dan pengetahuan yang berperan penting terhadap kemajuan pendidikan. Pada materi teori-teori belajar, kita mempelajari berbagai macam teori belajar yang dapat dianut sebagai seorang guru.
Posting Komentar untuk "REFLEKSI TERHADAP PENTINGNYA LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN"