ANALISIS KESADARAN BAHASA TUBUH BERKATA JUJUR ATAU BOHONG
Relasi
manusia dengan manusia yang lain menghadapkan dirinya pada berbagai situasi
dalam interaksi sosialnya. Beberapa situasi mungkin mudah untuk mereka hadapi.
Namun, tidak jarang manusia menghadapi situasi sulit yang membawanya pada
keputusan untuk berkata bohong. Padahal sudah jelas bahwa setiap manusia
haruslah berkata jujur menurut hukum agama maupun hukum sosial. Akibat dari
suatu kebohongan bisa berdampak merugikan orang lain, selain merugikan diri
sendiri. Sejatinya berbohong kepada orang lain, sama saja seseorang membohongi
dirinya sendiri. Sekali berbohong, mereka cenderung akan melakukan kebohongan
yang lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Begitu seterusnya, hingga
mereka tersadar betapa merugikannya berkata bohong bagi dirinya sendiri.
Manusia memiliki kecenderungan bahasa tubuh yang dapat diamati, begitu pula
saat mereka berkata jujur atau bohong. Menurut Nierenberg & Calero (2012),
cara menganalisis kesadaran bahasa tubuh seseorang saat berkata jujur atau
bohong di antaranya dapat diamati dari sikap keterbukaan dan pertahanan diri.
Keterbukaan
Salah
satu cara mengetahui seseorang jujur atau gemar berbohong adalah melalui
gerakan tubuh yang cenderung dilakukan. Oleh sebab itu, kita harus memiliki
kemampuan untuk mengamati yang baik. Apa sajakah yang dapat diamati? Mulai dari
cara berdiri, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lainnya. Saat ingin mengetahui
seseorang berkata jujur atau bohong, maka yang dapat kita lakukan adalah
mencocokan apa yang mereka katakan dengan bahasa tubuh yang dimunculkan. Sikap
keterbukaan menjadi salah satu indikator bahasa tubuh yang mudah dipelajari
untuk membedakan seseorang berkata jujur atau bohong. Ada beberapa bahasa tubuh
yang dapat menunjukkan sikap keterbukaan, di antaranya yaitu tangan terbuka. Tangan
terbuka identik dengan sikap ketulusan hati dan keterbukaan seseorang. Beberapa
ekspresi tangan terbuka dapat berupa meletakkan tangan di dada dalam keadaan
terbuka, gerakan mengangkat bahu diiringi tangan terbuka dengan posisi telapak
tangan di atas. Sebaliknya sebagian orang yang penuh rasa bersalah atau curiga,
maka sering menyembunyikan tangannya di dalam saku atau di belakang tubuhnya.
Pertahanan
Diri
Sikap
pertahanan diri merupakan kebalikan dari sikap terbuka. Seperti yang sudah kita
bicarakan sebelumnya, bahwa terdapat beberapa situasi sulit/terancam yang
mengharuskan seseorang mempertahankan dirinya. Contoh, ketika kita membuat
suatu kesalahan fatal yang tidak boleh diketahui oleh bos, karena dapat
berakibat pemecatan. Kondisi alamiah seseorang yang terdesak, maka dia akan
mempertahankan dirinya sedapat mungkin. Salah satunya dengan cara berbohong atau
bersikap tidak kooperatif. Tidak semua bahasa tubuh mempertahankan diri dapat
dikatakan seseorang berbohong, ada beberapa kondisi yang mengekpresikan bahwa
seseorang hanya tidak kooperatif saja. Beberapa bahasa tubuh yang dapat diamati
ketika seseorang berusaha mempertahankan diri yaitu kedua tangan bersilang di
dada; duduk dengan posisi kaki di atas pegangan kursi (meninggikan posisi
kakinya); duduk dengan menjadikan punggung kursi sebagai tameng; dan
menyilangkan kaki.
Demikianlah
sekilas tentang bagaimana menganalisis kecenderungan kesadaran bahasa tubuh yang
dapat mengekspresikan seseorang yang berkata jujur atau bohong. Adapun
kecenderungan kesadaran manusia ini bersifat relatif dan situasional. Belum
dapat mengidentifikasi sikap dan perilaku manusia secara general. Oleh sebab
itu, untuk mempertajam kemampuan dalam mengamati bahasa tubuh maka perlu
dilalukan pengamatan manusia dalam berbagai ragam situasi. Dengan demikian,
maka kita dapat memperkaya analisis kita tentang kecenderungan bahasa tubuh
manusia.
Posting Komentar untuk "ANALISIS KESADARAN BAHASA TUBUH BERKATA JUJUR ATAU BOHONG"