PENGEMBANGAN ASESMEN RANAH KETERAMPILAN
A. Asesmen Keterampilan
Asesmen secara umum dapat diartikan sebagai proses memperoleh informasi dalam bentuk apapun sebagai dasar untuk melakukan evaluasi tentang peserta didik. Secara sederhana, asesmen diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk mendapatkan informasi atau data tentang karakteristik peserta didik dengan menggunakan aturan tertentu (Poerwanti, dkk, 2008). Dalam melakukan asesmen seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk melakukan asesmen pada ranah kognitif (pengetahuan) saja, namun juga sangat penting melakukan asesmen pada ranah lain seperti afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Untuk itu pada kesempatan ini akan dibahas tentang “apa itu asesmen keterampilan?”.
Sebelum menarik sebuah kesimpulan tentang asesmen keterampilan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa pendapat para ahli tentang keterampilan (psikomotor) itu sendiri. Bloom (1981) menyatakan bahwa ranah psikomotor sangat erat kaitannya dengan hasil pencapaian peserta didik terhadap keterampilan memanipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa psikomotor lebih menekankan pada gerakan, reaksi-reaksi fisik, dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri akan menunjukkan tingkat kepandaian peserta didik dalam menyelesaikan suatu tugas atau sekumpulan tugas.
Berdasarkan beberapa kajian di atas, maka asesmen keterampilan merupakan serangkaian proses untuk memperoleh data tentang pencapaian siswa terhadap kemampuan memanipulasi gerak, reaksi-reaksi fisik maupun keterampilan tangannya. Untuk melaksanakan asesmen keterampilan itu sendiri diperlukan serangkaian pengukuran dan pengamatan yang holistik dan mendalam sehingga memerlukan waktu yang lebih panjang.
B. Dimensi Keterampilan yang Dapat Diukur
Sebelum melakukan asesmen keterampilan, seorang guru harus menmgetahui dimensi-dimensi ranah keterampilan (psikomotor) itu sendiri sehingga guru tau apa yang hendak dan dapat diukur dari suatu keterampilan tertentu. Beberapa ahli memiliki beberapa dimensi untuk mengukur seseorang siswa telah melaksanakan suatu keterampilan atau tidak. Dave (dalam Widodo, dkk, tanpa tahun: 55) menyatakan bahwa kategori psikomotor dibagi menjadi enam yaitu:
1. imitasi yang berarti menirukan tindakan seseorang,
2. manipulasi yang berarti melakukan keterampilan dengan cara mengikuti suatu petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi,
3. presisi yang berarti secara mandiri melakukan keterampilan dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan,
4. artikulasi yang berarti memodifikasi keterampilan sesuai dengan situasi baru atau menggabungkan beberapa keterampilan dengan harmonis dan konsisten,
5. naturalisasi yang berarti menyelesaikan satu atau beberapa keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental.
Berbeda dengan Dave, Mardapi (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa keterampilan/psikomotor ada enam tahap yaitu gerakan reflex, gerakan dasar, kemampuan konseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi non distributif. Blutter (dalam Sudrajat, 2008) membagi hasil belajar pada ranah psikomotor menjadi tiga yaitu specific responding, motorchaining, rule using.
C. Implementasi Asesmen Keterampilan
Ada beberapa cara dalam melakukan asesmen keterampilan menurut para ahli. Ryan (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa cara melakukan asesmen keterampilan antara lain yaitu: (1) selama proses pembelajaran yaitu dengan pengamatan langsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan memberi tes, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran, yaitu kelak dalam lingkungan kerjanya. Pendapat lain dari Leighbody (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa asesmen keterampilan mencakup beberapa hal, antara lain: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan atau yang sudah ditentukan. Berdasarkan dua pendapat di tersebut dapat diketahui bahwa asesmen keterampilan dalam pelaksanaannya dapat meliputi persiapan, proses dan hasil berupa produk.
Dalam melaksanakan asesmen keterampilan ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik;
(2) Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik;
(3) Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas;
(4) Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan;
(5) Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati;
(6) Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (Poerwanti, dkk, 2008: 5-24).
Setelah melaksanakan langkah-langkah di atas, maka langkah berikutnya (dalam Poerwanti, dkk, 2008) adalah memilih cara yang tepat untuk menilai atau menskor keterampilan siswa dengan menggunakan metode analitik antara lain yaitu.
1. Rubrik dengan daftar cek (checklist).
Penggunaan rubrik dengan daftar cek yaitu dengan memberi tanda √ untuk setiap keterampilan yang benar dan dapat dilaksanakan oleh siswa.
2. Rubrik dengan skala penilaian (rating scale)
Penggunaan rubrik dengan skala penilaian yaitu dengan menunjukkan beberapa derajat standar yang telah dicapai atau dapat dicapai siswa. Rating scale itu sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu: (1) numerical rating scale; (2) graphic rating scale; dan (3) descriptive rating scale.
DAFTAR RUJUKAN
Bloom, B. S, Madaus, G. F & Hastings, J. T. 1981. Evaluation to Improve Learning. United States of America: McGraw-Hill, Inc.
Poerwanti, E, Widodo, E, Masduki, Pantiwati, Y, Rofieq, A dan Utomo, D.P. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudrajat. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. (Online), (http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com), diakses 5 Maret 2014.
Widodo,W, Suryanti, dan Mintohari. Tanpa tahun. Dimensi Afektif dan Psikomotorik. (Online), (http:// pjjpgsd.unesa.ac.id), diakses 5 Maret 2014.
Posting Komentar untuk "PENGEMBANGAN ASESMEN RANAH KETERAMPILAN "