Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat, Defenisi, dan Jenis-jenis Membaca



Hakikat dan Definisi Membaca

Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerahkan sejumlah tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan hayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kompleks maksudnya adalah membaca tidak hanya suatu proses pengenalan lambang- lambang fonetis dan proses penafsiran tentang makna dari lambang-lambang fonetis tersebut tapi membaca juga melibatkan daya hayal atau imaji.

Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks dalam hal ini berarti proses membaca melibatkan berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal tersebut berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Sedangkan Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit dalam artian faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.


Membaca adalah suatu cara yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan terkadang dengan oran lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang- lambang tertulis. Komunikasi di sini adalah proses bagaimana kita mencerna dan memberikan referensi kata demi kata yang tertulis dalam bahan bacaan sehingga dapat menemuan imformasi yang disampaikan.

1.            Proses Membaca

Kegiatan membaca bukan hanya sekedar kemampuan mengenal huruf-huruf yang membangun kata, atau kata yang membentuk kalimat, kalimat yang membentuk wacana. Membaca bukan hanya kemampuan melafalkan bunyi- bunyi fonetis dengan baik. Membaca juga bukan sekedar menemukan ide pokok atau menemukan pesan-pesan dan imformasi tersurat, tetapi membaca menuntut aktivitas mental yang terarah yang sanggup menangkap dan memahami gagasan- gagasan terselubung di balik lambang tertulis. Apa yang tertulis terkadang menyiratkan makna yang lebih jauh jika dikaji. Membaca sebagai suatu aktifitas, berlansung dalam empat proses yaitu:
a.    Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang- lambang bahasa

Proses membaca berlangsung yang pertama dan harus dilakukan adalah mengamati lambang-lambang bahasa dalam bentuk kata, kalimat, wacana, dan akhirnya dalam bentuk sebuah buku. Pembaca akan mengamati dan memahami lambang-lambang bahasa tersebut kemudian baru mengucapkan melafalkannya. Pemahaman ini bertujuan untuk memantapkan pengertian pembaca yang nantinya akan diteruska dalam penetapan makna atau pengertian dari lambang-lambang bahasa tersebut.
b.   Pemahaman atau penangkapan makna

Pemahaman dan penangkapn makna yang ada di balik lambang bahasa baik makna pokok maupun makna tambahan harus dilakukan oleh pembaca. Ini dilakukan agar pembaca dapat memahami dan menangkap makna pokok atau makna sebenarnya. Selain itu, juga dapat dibubuhi dengan makna tambahan atau konotasi jika itu diperlukan.
c.   Bereaksi secara interpretatif

Setelah memahami lambang bahasa tersebut pembaca harus bereaksi secara interpretatif. Reaksi dapat secara positif juga dapat secara negatif dalam bentuk menerima atau menolak atau setuju dan tidak setuju sama sekali.
d.   Mengidentifikasikan      gagasan-gagasan      dengan      pengalaman      dan pengetahuan yang ada.
Dalam proses ini pembaca akan menghubugkan apa yang didapatnya setelah membaca dengan pengalaman-pengalaman dan kemudian akan mengidentifikasikan dengan pengetahuannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap individu pembaca dalam wujud pengayaan pengalaman, perubahan terhadap sikap ke arah yang lebih baik, perubahan cara berfikir ke arah yang positif serta yang terpenting adalah untuk pembinaan daya nalar.

Kegiatan membaca meliputi 3 keterampil- an dasar yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata- kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan pada kelas tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses membaca adalah mengenal huruf-huruf yang membangun kata, atau kata yang membentuk kalimat, kalimat yang membentuk wacana. Proses membaca menuntut aktivitas mental yang terarah yang sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan terselubung di balik lambang tertulis yang berpengaruh terhadap individu pembaca dalam wujud pengayaan pengalaman, perubahan terhadap sikap ke arah yang lebih baik, perubahan cara berfikir ke arah yang positif serta yang terpenting adalah untuk pembinaan daya nalar.

2.            Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam kegiatan membaca adalah untuk mencari informasi tentang isi bacaan atau untuk menemukan sesatu yang ingin diketahui.
Seseorang yang membaca akan tau banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak membaca.

Jadi sangat ditekankan bahwa secara umum tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum ataupun informasi secara khusus tentang suatu topik. Selain itu, tujuan membaca juga dapat dikategorikan sebagai tujuan yang bersifat khusus misalnya membaca untuk memperoleh kesenangan dan pengalaman.

Ada beberapa tujuan membaca yang mencakup: a) kesenangan, b) menyempurnakan membaca nyaring, c) menggunakan strategi tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f) memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g) mengkonfirmasikan atau menolak  prediksi, h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, i) mempelajari tentang struktur teks, dan j) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh dan memperbaharui pengetahuan sekaligus mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki. Membaca dapat memberikan penilaian terhadap apa yang disampaikan penulis kepada pembaca dan dapat memahami pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Serta dapat membandingkan atau mempertentangkan sebuah bacaan dengan bacaan yag lain. Hanya dengan membaca tanpa memahaminya tujuan membaca tersebut tidak akan tercapai dengan baik. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari informasi tentang isi bacaan atau untuk menemukan sesatu yang ingin diketahui.

Jadi sangat ditekankan bahwa secara umum tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum ataupun informasi secara khusus tentang suatu topik. Selain itu, tujuan membaca juga dapat dikategorikan sebagai tujuan yang bersifat khusus misalnya membaca untuk memperoleh kesenangan dan pengalaman. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan membaca dengan baik harus membaca dengan pemahaman terhadap isi bacaan.

3.            Jenis-Jenis Membaca

Membaca terdiri atas dua jenis yaitu membaca nyaring dan membaca senyap.
a.    Membaca Nyaring

Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras. Membaca nyaring ini bertujuan agar pembaca menyuarakan tulisan yang dibaca dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar informasi yang disampaikan dapat ditangkap sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran makna. Kesalahan dalam penafsiran makna ini akan berakibat fatal dan menyebabkan kesalahan dalam penerimaan informasi.
b.    Membaca Senyap

Membaca senyap merupakan kegiatan membaca yang sangat bertolak dengan membaca nyaring. Membaca senyap adalah kegiatan membaca tampa mengeluarkan suara, bahkan lebih dari itu membaca senyap adalah membaca tampa menggerakkan bibir, tampa gerakan kepala, tampa berbisik dan tampa menggunakan alat tunjuk meskipun dengan jari telunjuk. Kegiatan membaca senyap ini akan memberikan pemahaman mendalam terhadap bacaan dan membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi.
Membaca senyap sangat membutuhkan kecepatan gerakan mata dan daya ingat. Suasana dan keadaan sekeliling sangat berpengaruh dalam proses membaca ini. Keuntungan yang dapat kita peroleh, yaitu pemahaman terhadap bacaan yang didukung oleh proses membaca yang menekankan kepada proses penerimaan pemahaman itu sendiri. Membaca senyap tampa menggerakkan kepala, tampa menggerakkan bibir dan menggunakan kecepatan mata akan mengarahkan pembaca sehingga dapat menikmati bacaan tersebut sehingga tercipta kenyamanan dalam membaca. Perlu kita ingat bahwa membaca adalah suatu aktifitas yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal si pembaca. Membaca dalam hati dapat dibagi atas:
1.            Membaca ekstensif Berarti membaca secara luas.

Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif meliputi:
a.      Membaca survei

Membaca guna menemukan informasi dengan cara memeriksa, melihat-lihat, dan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah.
b.     Membaca sekilas

Membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi.
c.        Membaca dangkal

Membaca bahan bacaan secara dangkal dengan tujuan memperoleh pemahaman secara dangkal. Biasanya dilakukan ketika kita ingin membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan guna mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. Membaca ini tidak menuntut keseriusan, pemahaman terhadap bacaanpun tidak begitu penting. Hal penting dalam membaca ini adalah tujuan akhir membaca ini, yaitu kesenangan.

2.            Membaca intensif

Membaca intensif adalah studi seksama, telaah, teliti, dan penanganan terperinci. Membaca intensif dibedakan atas:
a.      Membaca teliti

Proses membaca yang dilakukan dengan ketelitian yang tinggi guna menemukan informasi dalam bahan bacaan sesulit apapun bahan bacaaan tersebut.
b.     Membaca pemahaman

Sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis dan pola- pola fiksi. Membaca pemahaman ini akan memberikan pemahaman yang baik terhadap pembaca, membaca jenis ini sangat baik jika diterapkan oleh seorang pembaca yang ingin untuk memahami bahan-bahan yang sulit.
c.      Membaca kritis

Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris maupun makna balik baris.
d.     Membaca ide

Membaca ide adalah kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan yang terdapat dalam bacaan.
e.      Membaca kreatif

Membaca kretif adalah membaca tindak lanjut dari membaca ide. Kelebihannya yaitu membaca yang secara kreatif mampu menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari
Hendry G. Tarigan membedakan kegiatan membaca dalam jenis membaca bersuara oral reading atau membaca nyaring reading aloud dan membaca dalam hati silent reading. Membaca bersuara atau membaca nyaring dipandang tepat untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis seperti pengenalan bentuk huruf dan unsur-unsur linguistik. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang bersifat pemahaman maka yang paling tepat adalah membaca dalam hati.
Kedua macam membaca menurut Tarigan di atas mempunyai fungsi masing-masing. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang berfungsi sebagai alat bagi guru, murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual visual memory yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Dalam hal ini, pembaca tidak menggunakan alat ucap sehingga hanya otak dan mata yang bekerja.
Garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Membaca ekstensif meliputi membaca survei survey reading, membaca sekilas skimming reading, dan membaca dangkal superficial reading. Membaca intensif adalah studi seksama, telaah secara teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira sampai empat halaman setiap hari.
Membaca intensif terbagi menjadi membaca telaah isi content study reading dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi dibagi menjadi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa meliputi kegiatan membaca bahasa dan membaca sastra.
Berdasarkan maksud dan tujuannya membaca dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:
a)            Membaca intensif

Membaca dengan tingkat kehati-hatian tinggi untuk memperoleh atau mengetahui isi suatu materi, bahan-bahan yang sukar dan lain- lain.
b)           Membaca teknik

Membaca yang menitik beratkan pada pelafalan kata-kata baku, melagukan kalimat dengan benar, pemenggalan kelompok kata dan kalimat dengan benar dan kelancaran membaca serta jauh dari ketersendatan.
c)            Membaca cepat
Membaca jenis ini dilakukan apabila pembaca ingin memperoleh gagasan pokok wacana dalam waktu ringkas.
d)           Membaca kritis

Merupakan salah satu jenis membaca dengan tujuan untuk mengetahui fakta-fakta dalam bacaan dan menganalisisnya.
e)            Membaca indah

Merupakan usaha untuk menghidupkan dan mengkomunikasikan suatu bahan bacaan yang mempunyai nilai sastra dengan mengutamakan segi keindahan dan penyampaianya.


1 komentar untuk "Hakikat, Defenisi, dan Jenis-jenis Membaca "