PENGERTIAN MENYIMAK MENURUT PARA AHLI DAN RAGAM (JENIS-JENIS MENYIMAK)
PENGERTIAN MENYIMAK MENURUT PARA AHLI DAN RAGAMNYA (JENIS-JENIS MENYIMAK)
A. PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak merupakan
kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Proses menyimak
memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau
mendengarkan. Perbedaannya adalah saat kegiatan mendengar mungkin si pendengar
tidak memahami apa yang didengar. Sedangkan pada kegiatan mendengarkan sudah
ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum
menjadi tujuan. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan
disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan
menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur
utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam
peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Tujuan utama menyimak adalah menangkap serta memahami maksud atau pesan,
ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan
demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh
fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan
inspirasi
5. Untuk mendapatkan
hiburan atau menghibur diri
C. JENIS-JENIS MENYIMAK
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua
yakni:
a. Intrapersonal
listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal
listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang
disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat
diklarifikasikan sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive
listening)
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang tidak
memerlukan perhatian khusus [fokus], ketentuan, dan ketelitian sehingga
penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja [poin-poin simakan].
Menyimak ekstensif terdiri atas sebagai berikut.
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial adalah kegiatan menyimak yang dilakukan orang-orang atau masyarakat
dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan
sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial,
unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak keturunan
Jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dapat dipahami
dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedangkan anak merupakan
peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah kegiatan menyimak yang terjadi secara
kebetulan. Contohnya, jika seorang sedang belajar atau sedang membaca di kamar,
ia juga dapat mendengarkan perbincanagan atau percakapan orang lain, suara musik,
suara televisi, dan sebagainya di sekitarnya. Suara tersebut sempat terdengar
oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif [penghargaan].
Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati
sesuatu [keindahan yang ditimbulkan]. Contohnya, orang menyimak pembacaan karya
puisi, pementasan drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak
itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan
memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah,
sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan
cerita pendek. Hal ini dilakukan oleh sastrawan-sastrawan terkenal yakni
membacakan cerpen-cerpennya melalui media sosia atau sekarang lebih populer
pada media youtube. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para
remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa
upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan
bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir
memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula
menggunakan bahasa daerah tersebut. Dapat dipahami kemahiran dalam menggunakan
bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada
akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan
menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif.
Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam [fokus pada
bahan simakan].
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak
pemahaman
Pada dasarnya seseorang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan
tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan
fokus utama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan
hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, prioritas
menyimak, intensif ialah memahami makna [maksud] pembicaraan.
2) Menyimak intensif
memerluhan konsentrasi tinggi
Pada kegiatan menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa
menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan
konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara
lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak
bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak
harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan
menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah
memahami bahasa formal
Yang dimaksud dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi
dangan menggunakan bahasa baku [sesuai dengan ejaan yang benar]. Contohnya,
ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa
yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa
resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif
diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Reproduksi merupakan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang
telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan
(berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah
menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan
integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan integratif
antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya
serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang
telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian,
kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran
pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak",
dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah
penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan
makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak"
(Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan
memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta
dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah
disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang
penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi
baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik
baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur
bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak
dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau
bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan
sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun
menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan
yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat
berdasar materi yang telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang
disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti
petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari
hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir
informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam
bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak
(Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara
selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara,
bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan
bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki
ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri
menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan
pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik
tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
c. Tujuan menyimak
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan
menyimak menjadi:
1) Menyimak sederhana
2) Menyimak diskriminatif
3) Menyimak santai
4) Menyimak informatif
5) Menyimak literatur
6) Menyimak kritis
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat
diklarifikasikan:
1) Kegiatan menyimak
bertaraf rendah
2) Kegiatan menyimak
bertaraf tinggi
D. UNSUR-UNSUR MENYIMAK
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena
sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan
unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam
menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan
unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak,
(3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah
penjelasan masing-masing unsur itu.
1. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan
pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi
lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah
orang yang menerima pesan (penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan
menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak.
Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada
penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut.
a. Meninjau Kembali Bahan
Simakan (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri
penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan
yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang
menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat
memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
b. Menganalisis Bahan
Simakan Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya
seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk
menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan
untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan
Simakan Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan.
Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Kekuatan Bukti
Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi
bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang
dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas Alasan Jika
pernyataan pembicara diikuti. dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan
logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
3) Kebenaran Tujuan
Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia
juga harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif
dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan
(berupa pesan).
2. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan
kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan
pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang
oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa
penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif
dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak
terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik,
demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh
hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana,
sarana dan prasarana.
b. Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau
bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika
hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari
pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan
terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan
dengan cara berikut.
a. Menyimak Tujuan
Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah
mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang
untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan
mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan
fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan
mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan
Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu
dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara
berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan
gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga
komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup
permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar
permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi
simpulan hasil pembahasan.
c. Menyimak Topik Utama
Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas,
dianalisis s pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak
memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak
satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama.
Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat bagi
penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d. Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah
mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu
menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan
dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik
utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting
pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama,
dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e. Menyimak Akhir
Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan
saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah
mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara
menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan
yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang
simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak.
Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan
himbuan itu secara cermat dan teliti.
Posting Komentar untuk "PENGERTIAN MENYIMAK MENURUT PARA AHLI DAN RAGAM (JENIS-JENIS MENYIMAK)"